Cara Mengelola Emosi Pada Anak Bersama Ummu Balqis

(Bersama ummu, masya Allah bisa ketemu langsung, dengerin langsung. Dokpri)


Mengelola emosi anak - Aku percaya banget kok, sama apa-apa yang ada di sekeliling kita sudah pasti menjadi sebuah takdir yang Allah gariskan. Sama seperti hari ini, aku bisa bertemu langsung dan berfoto juga sama ummu Balqis. Seseorang yang cukup berpengaruh kepada kehidupan aku yang insya Allah selalu berproses ini. 

Mulai dari mengikuti akun social media nya di instagram, aku seneng banget waktu ummu mengadakan kelas online berbasis islami yang bernama bengkel diri. Rebutan waktu itu sampai aku baru bisa ikut di angkatan kedua. Hari ini aku bisa ketemu Ummu Balqis di Kindergarten Syafana daerah Karawaci dan tema nya ini jadi PR besar banget yaitu mengelola emosi pada anak.

Dalam hal menahan amarah

Menahan amarah adalah bentuk natural, tapi sesungguhnya Allah memerintah kita untuk menahan amarah karena pentingnya menahan amarah bentuk dari pengendalian emosi diri yang baik. Daripada amarah itu menimbulkan sebuah masalah baru bahkan menjadi alasan atas sebuah hancurnya hubungan, oleh sebab itu Allah memerintah untuk menahan amarah dan sebagai wujud dari kematangan jiwa.

Latar belakang dari amarah yang meledak-ledak bisa jadi ada rasa atau pengalaman masa lalu yang belum diterima oleh diri secara sepenuhnya atau bentuk dari inner child yang muncul disaat amarah kita keluar. Caranya adalah dengan memaafkan dan menerima itu semua sebagai jalan hidup kita dan qodarullah sehingga kita dipercayakan oleh Allah untuk memutus mata rantai tersebut dan tidak sampai pada anak dan cucu kita nanti.

Ummu Balqis juga memberikan insight agar semangat untuk mengokohkan aqidah, solutif akan sebuah permasalahan dalam hidup dan balance life, apakah kita seimbang dalam mengelola makan yang masuk dalam tubuh serta melakukan olahraga dan tidur yang cukup dan secara teratur serta tidak bisa dilupakan adalah melakukan rekreasi sebagai sebagai bentuk refreshing.


Bisa dipraktekkan percakapan saat akan memarahi anak bisa dengan memilih kata-kata seperti ini:

"Bunda diem dulu supaya hilang marahnya lalu kita bisa bahas kesalahan kalian kemarin"
Langkah-langkah agar amarah kita mereda:
  1. Ucapkan taawudz karena ada satu kalimat yang bisa menghilangkan marah
  2. Diam
  3. Ambil posisi lebih rendah
  4. Mengambil Wudhu atau mandi
  5. Berdizikir dan mengatur nafas 
  6. Alirkan ledakkan emosi pada hal yang positif seperti menulis atau beberes

Pahami diri bahwa jangan dahulukan emosi

Sugestikan dengan cara, "Bismillah saya akan menjalani diri dengan sabar, saya istri yang sabar" Jangan tiba-tiba  nyalahin anak dulu, karena biasanya mama-mama ini belum beres emosinya dan semua anak itu sukanya bermain, ujar ummu.

Adapun keadaan newborn yang mudah sekali menangis, ya karena bentuk komunikasinya seperti itu untuk mengutarakan ketidaknyamanannya, adanya gangguan dan juga rasa lapar maupun haus. Bayi usia 4-6 minggu baru mulai bisa melakukan kontak sosial dan saat usianya menginjak 8 bulan, ia mulai mengenali perseorangan yang ketika menggendongnya, membuat tidak nyaman, ia akan menolak makanya kita harus kenali tangisan bayi karena ia akan tumbuh jadi balita-balita, anak dan juga orang dewasa yang sehat emosinya.

Seperti mengambil nafas, gelak yang nyaring, respon gerakan tubuh cenderung lemah (ketika sakit), menangis sendu karena ingin ditemani, pengen makan  haus lapar, sambil kepalanya noleh-noleh. Cobalah untuk belajar manajemen emosi pada bayi dengan penuhi segera sesuai kebutuhannya, jangan mengabaikan kebutuhan dasar emosi mereka seperti:
  • 1- 1/2 tahun (fase depending), pengen ikut emaknya kemanapun emaknya pergi, tantrum, rentan bullying

  • 2 tahun (fase duplicate), kayak emaknya kalo marah, ga ngomel tapi tiba-tiba nangis, ini akan ditiru anaknya. Ia akan mengikuti segalanya dan belum tau mana yang boleh atau tidak di usia anak 2-3 tahun. 
  • Sempurna nya 5 tahun (feeling guilty) yaitu 4-5 tahun dengan tumbuh inisiatif namun ada fase confindence crisis
  • 7 tahun mulai menyukai permainan dengan sangat intens dengan temannya
  • 8 tahun suka main secara grup sehingga mulai rutinkan untuk mempertanyakan "How do you feel?"

Tugas kita itu mengenalkan dan identifikasi emosi mereka ke diri mereka sebagai berikut:

  • Jelaskan kapan emosi itu boleh dikeluarkan
  • Pahamkan pada anak kalo emosi itu natural
  • Bikin terapi dengan bentuk kartu emosi (anak tau cara menyalurkan emosinya)
  • Terapi seni
  • Berhitung lalu alirkan emosi
  • Perhatikan tingkah laku mereka, jika cara kepalkan tangan, ini yang potensi suka banting barang
  • Terapi dongeng (1-3 minggu selipkan lesson learned dalam dongeng, tunggu sampai mereka terkoneksi baru ganti topik lain)
Pesan ummu ketika anak tantrum adalah kita setting, kalo tantrum ini adalah fase yang satu kali dalam masa pertumbuhan anak jadi sabar ya buibu. Dan kita jangan ikutan emosi saat sedang meredakan emosi anak. 

Meredakan tantrum pada anak, bisa ikuti step yang diberikan oleh ummu:

  • Pindahkan anak ke tempat anak, kitanya duduk aja di sebelahnya
"bunda disini nunggu ade selesai marahnya habis itu bunda mau main sama ade"
Jangan jadiin senjata kalo anak tantrum itu bentuknya sebuah janji, tapi ajak negosiasi.
  • Apresiasi anak
  • Kita bangun self filter, untuk membangun self filter yang mana ini pengaruh lingkungan
  • Mengupayakan kontrol dengan cara bikin basecampdi rumah dan sering mengajak diskusi kecil mengenai issue-issue bagaimana pertemanannya mereka atau lingkungan sekitar.
Semua bahasan yang ummu berikan itu mudah banget dicerna olehku yang masih belajar juga dan semoga tahun 2020 bisa langsung praktik dan tentu stock sabar itu harus dibuat mindset kalo ini adalah bentuk ibadah dalam menjaga amanah Allah. Semoga bermanfaat ya!

3 komentar

  1. ilmu sabar menghadapi anak itu, sampai anak2 besar
    makanya saya jg suka kalau ada tulisan hasil workshop beliau
    terima kasih infonya

    BalasHapus
  2. Ummu Balqis idolaku juga ini mba. suka stalking IG nya.. ada niatan ikut bengkel diri tapi belum kesampaian.. makasih sharing nya mba Grandys..

    BalasHapus
  3. Pengen ikutan bengkel diri juga setelah baca postingan ini, Mbak. Masih bisa kah? :)

    BalasHapus