(Sejarah amat berharga bagi diri kita dan juga identitas kewarganegaraan. Dokpri)
"Dari kalian ada yang anti sejarah? Kenapa sih harus sejarah? Sepenting itu sejarah buat kehidupan masa depan, kan yang dilihat masa depan bro sis, bukan masa lalu. Sejarah itu masa lalu, titik"
Hayo ngaku berapa persen dari kalian yang merasa bahwa sejarah itu hanya persoalan masa lalu dan juga sesuatu yang sudah terlewat? Wah ternyata sama kayak aku sebelum menyimak Instagram live Teh Ani Berta dan juga Kang Asep Kambali di hari Jum'at lalu, yang berpikir bahwa sejarah itu ya persoalan yang sudah berlalu saja dan cukup dikenang.
Sejarah bukan hanya persoalan masa lalu loh
Ternyata tidak se-simple itu lho teman-teman, karena jujur ya pelajaran bagi aku itu hal yang membosankan. Hanya memaparkan terjadinya suatu kejadian di masa lampau dan kita harus tau tahun kapan terjadi, bagaimana peristiwanya dan tidak ada rasa yang gimana-gimana selain untuk bisa menjawab pertanyaan di masa sekolah dengan tepat dan benar.
Kebayang gak sih kalo kita dibelenggu oleh perasaan itu. Padahal kita ini tinggal di Indonesia, yang mana sebagian besar dari kita tau kalo negara Indonesia ini penuh dengan perjuangan di masa lampau dan hingga di masa depannya juga. Sehingga pantas saja Indonesia itu kaya akan sejarah, namun mengapa para masyarakatnya begitu sulit menganggap bahwa sejarah adalah sebuah investasi terbaik dan penting untuk bisa diketahui?
So disini aku bakal sedikit cerita cukup panjang kali lebar tentang sejarah diri aku pribadi, sejarah keluarga aku dan bahkan sejarah tempat dimana aku pernah banyak menghabiskan waktu untuk tinggal dan menetap.
Sejarah seorang Grandys dan juga keluarga
(Sejarah bagi aku dan keluarga sangat menghargai itu, untuk itu kita berjauhan tapi akan selalu merasa dekat satu sama lain, ya karena sejarah. Dokpri) |
Mungkin tidak banyak yang tau soal aku. Yaiyalah, aku ini siapa keleus kayak mau dikenal banget hehe. Siapa tau kan suatu hari nanti, rezekinya bagus, dan jadi orang yang dicari karena sebuah prestasinya entah dalam bidang apa yang nyantolnya. Grandys itu lahir di Nganjuk dan besar di keluarga keturunan Sunda dan Jawa, sehingga aku sangat tidak fasih berbahasa Jawa dan Sunda.
Karena ada tuntutan sekolah, aku menjadi mahir bahasa Sunda dan memang papahku saat di rumah terbiasa dengan bahasa Sunda. Pernah mengalami hal-hal tidak menyenangkan dalam hidupnya yang dijadikan pedoman untuk kedepannya agar memiliki prinsip yang kuat, sehingga kalo ada yang sudah tidak sefrekuensi, ya sudah, tidak perlu dibawa baper.
Orangtua aku juga hidupnya pindah-pindah, sampai aku pindah lebih dari dua kali lho untuk sekolah. Masa kecil di Ternate hingga aku Sekolah Dasar caturwulan 3 (bayangkan masih caturwulan dong kurikulumnya hehe) lalu pindah ke Karawang karena adanya kerusuhan Tobelo (antara pihak gereja dan juga kesultanan).
Lalu lama di Karawang, tepatnya di Rengasdengklok. Sebuah kota kecil, dimana tempat penculikan pak Karno dan juga bung Hatta, dan nanti akan aku kisahkan sedikit mengenai dua tokoh inspiratif tersebut kami tinggal hingga aku SMA semester satu lalu pindah ke kota angin, Nganjuk, Jawa Timur.
Papah sudah bekerja lama di Papua dan LDR juga sama mamah, dengan adanya sejarah, aku sangat mengerti betapa pentingnya pertemuan dan juga dokumentasi, yang membawa masing-masing dari kita mampu bertahan dan bisa terus dekat satu sama lain, tak jarang teman-temanku bilang kami adalah potret keluarga cemara. Padahal, siapa sih yang mau memiliki keluarga dengan saling berjauhan? Semoga tahun depan dan hari-hari esok menjadi suatu penantian yang begitu berarti buat kita bisa berkumpul lagi.
Papah sudah bekerja lama di Papua dan LDR juga sama mamah, dengan adanya sejarah, aku sangat mengerti betapa pentingnya pertemuan dan juga dokumentasi, yang membawa masing-masing dari kita mampu bertahan dan bisa terus dekat satu sama lain, tak jarang teman-temanku bilang kami adalah potret keluarga cemara. Padahal, siapa sih yang mau memiliki keluarga dengan saling berjauhan? Semoga tahun depan dan hari-hari esok menjadi suatu penantian yang begitu berarti buat kita bisa berkumpul lagi.
Benar apa yang disampaikan Kang Asep Kambali (Sejarawan dan Founder Historia Indonesia) saat di IG live bersama teh Ani bahwa
"Sejarah sejatinya adalah sejarah itu masa lalu, masa kini dan masa depan. Kenapa seperti itu? Sesuai kutipan dari Ensiklopedia Britanika, 3 dimensi waktu, hari ini itu tidak mungkin ada kalo tidak ada masa lalu dan tidak mungkin ada masa depan, jika tidak diperjuangkan di masa ini oleh kita-kita ini"
"Padahal dalam bahasa Inggris itu dikenal dengan His Story, setiap mereka yang menjadi pemenang ini pasti memiliki juru lukis dan juga juru tulis untuk apapun pencapaian dan momen penting untuk mereka yang bisa kita nikmati hingga kini. Masa depan itu diciptakan oleh mereka yang berjuang. Sejarah itu ada manfaatnya lho, karena jangan sampai kita diterpa amnesia dulu, karena baru sadar begitu pentingnya sejarah"
Dari kisah aku barusan, sadar betul, bahwa aku sudah bisa mencetak sejarah buat diri aku sendiri dan juga keluarga yang suatu saat nanti akan bisa dinikmati oleh para keturunan-keturunan, karena memang terdokumentasikan itulah yang disebut sebagai sebuah sejarah.
Kilas Balik Sejarah Rengasdengklok
(Ini foto tahun 2015-an di Tugu Perjuangan Rengasdengklok, tempat diculiknya Bung Karno dan Hatta. Dokpri) |
Jujur aja, banyak yang mencemooh aku berasal dari kota ini. Aku tidak menyangkal, toh aku pernah memiliki masa kecil hingga masa remaja di Rengasdengklok ini bersamaan dengan aku tumbuh dan pada akhirnya tetap tidak bisa menetap.
Takdir yang membawa aku pergi dari Rengasdengklok menuju Nganjuk di saat aku SMA lalu keluarga kami pindah kembali ke Rengasdengklok karena di rasa urusan kami di Nganjuk telah usai. Lagi-lagi cukup banyak rasa skeptis yang ditimbulkan ketika aku menyebut kota Rengasdengklok ini.
Memang iya, masuk dalam wilayah pedesaan, bahkan jarak tempuh ke kota Karawang saja butuh waktu kurang lebih hingga 45 menit. Tapi aku tetap mencintai kota ini, walaupun panas terik seperti apapun, kandungan sejarahnya yang tak pernah luput dari hati aku.
Menyesal, ketika momen 17 Agustus kemarin tidak aku pergunakan untuk membuat konten langsung ke Tugu Rengasdengklok dan mengunjungi rumah dimana pak Karno dan bung Hatta diculik tersebut. Namun, aku akan sedikit bercerita bahwa dulu sekolah SMP ku dekat sekali dengan area peristiwa bersejarah tersebut. Saking dekatnya, aku sampai lupa kapan terakhir kesana bersama teman-temanku dulu.
Aku jadi teringat kata-kata kang Asep tentang sejarah,
"Bahwa sulit bagi kita jika tidak mengenal sosok pahlawan dan sulit untuk menjadikannya rasa sayang. Kang Asep juga memberikan insight berupa pahlawan-pahlawan kita itu tidak hanya seputar dari Aceh, Jawa lalu Sulawesi saja, apakah pahlawan Papua kita ketahui?"Jujur aku sedikit terhenyak ketika sadar, oh iya ya, aku juga cukup tidak mengenal pahlawan dari Papua tersebut
Sejarah menjadi bentuk momentum bagi sebuah bangsa untuk menyongsong cita-cita bangsa, seperti peristiwa Rengasdengklok tersebut, dimana pada malam tanggal 16 Agustus 1945 bung Karno dan bung Hatta didesak oleh para pemuda untuk melakukan proklamasi kemerdekaan, karena senjata tentara Jepang sudah berhasil dilucuti.
Rumah Djiauw Kie Song merupakan saksi peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta dalam detik-detik proklamasi kemerdekaan RI, sehingga hingga kini masih tetap berdiri, sebagaimana apa yang telah kang Asep sampaikan juga bahwa sejarah itu harus ada bukti otentik yang menunjukkan bahwa memang benar terjadi di masa itu, kala itu.
Selain membahas betapa pentingnya sejarah, kang Asep Kambali membuka banyak wawasan, terutama dalam sisi mata uang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sebagai bentuk kedaulatan bagi suatu bangsa dan negara. Dimana kekuatan dari mata uang itu tidak hanya berputar pada transaksional jual beli saja, hingga kita tidak boleh sembarangan untuk melipat-lipat bahkan mencoret-coret pahlawan yang berada pada seri di lembaran uang tersebut.
Sehingga alat pemersatu bangsa selain sejarah ada setiap saat perjuangan para masyarakatnya untuk tidak memperbanyak keributan, melainkan kedamaian dan juga solidaritas antar sesama, karena kita beragam dan bermacam-macam suku budaya, tentu harus saling mengenal, sehingga muncul pemakluman atas dasar budaya dan juga adat dari masing-masing daerah yang berbeda. Apakah ada sejarah yang menarik bagi hidupmu? Boleh share di kolom komentar ya dan bisa belajar sejarah lebih fun bareng Komunitas Historia Indonesia!