(Melangkah meninggalkan jejak-jejak tahun 2020. Dokpri) |
Halo!
So long time tidak cuap-cuap di rumahku yang habis perpanjangan di bulan Desember 2020 rasanya sayang banget kalau blog ini jadinya sarang laba-laba. Mungkin kedepannya aku akan bahas beberapa hal-hal ringan dan masih tentang beberapa review yang memang aku ingin abadikan menjadi sebuah cerita.
Untuk menutup 2020 ini, rasanya ngga afdol banget kalo aku ngga bikin Kaleidoskop selama 2020. Apalagi habis lihat Youtube Rewind Indonesia 2020 yang diantaranya ada Chandraliow, Joviadalopez, Aulion dan beberapa Youtuber dan juga content creator lainnya.
Terharu banget sih jujur pas lihat Youtube Rewind Indonesia 2020 ini. So, aku juga mau banget kan bikin soal apa saja yang terjadi di 2020 yang sejujurnya menjadi tahun yang tidak mudah buat kita semua.
Januari
Januari aku itu masih menantikan kabar-kabar yang baik serta harapan yang besar untuk mau apa yang aku lakukan di tahun ini. Dan beberapa kobaran semangat untuk membesarkan dan juga full time blogger itu masih menggembara dalam diri.
Ngga lama, jiwa travellingku juga meronta-ronta. Mau ngga mau aku sempat ada percakapan sama suami yang masih aku inget banget kalau di tahun ini pengen banget pergi ke LN karena udah punya passpor juga. Tanggapan suami di luar dugaan aku lho, karena dia pengen aku lebih fokus untuk promil. Dan mengesampingkan soal keinginan aku around the world hehe. Sedih juga sih pas ada dalam percakapan itu, tapi aku yaudahlah ya pasrah banget sama itu dan kehidupan berjalan seperti biasa lagi.
Februari
Bulan aku di mana aku excited banget sama bulan ini karena kita berdua bisa staycation di Bogor, tepatnya di puncak di Hotel Seruni Gunung Panggrango. Kalau mau baca review nya bisa cek postingan di sini ya.
Sepulangnya dari Bogor, aku sempat adu mulut soal mau beli kura-kura Sulcata. Antara ngga terima dan juga ngga suka aja gitu kalau ada peliharaan jenis ini di rumah. Ah pokoknya sebal dan sampe aku akhirnya bikin postingan soal kura-kura Sulcata, suprisingly tulisan itu jadi tulisan penyumbang traffic pertama setelah menggeser traffic review series Money Heist. LOL deh pokoknya!
Februari juga menjadi bulan di mana kita semakin fokus untuk persoalan promil ini. Ada masa-masa begitu sangat baper dan galau, kayak mempertanyakan kenapa dan kenapa. Lalu di akhir bulan Februari kami sekeluarga besar melakukan perjalanan trip ke Yogyakarta yang berujung dengan hadirnya pandemi Covid-19 ini yang cukup membuat perubahan besar dalam beberapa segi kehidupan.
Maret
Sepulangnya dari Jogja, tiket pesawat saja kami cancel karena setelah mendengar pengumuman bapak Jokowi soal adanya WNI yang terindikasi positif Covid-19, kami tidak mau menanggung risiko tertular akan wabah ini. Sehingga memutuskan untuk menggunakan rental mobil yang membawa kita berkeliling dalam beberapa hari lalu di Jogja.
Maret juga menjadi tahun bagi kami berdua untuk berpegangan tangan, melangkah untuk memeriksakan diri kami berdua tentang kesehatan organ reproduksi kami. Issue infertilitas juga menghantui kami berdua dan kami pasrah aja gitu karena aku balik lagi percaya sama kalau anak itu adalah sebuah rezeki dari Allah. Dan yakin akan ada waktunya juga.
Baca Juga: Pengalaman Cek Infertilitas di Klinik Bocah Indonesia
April
Bulan April masih hangat-hangatnya soal issue Covid-19. Hingga postingan blog aku juga penuh dengan kegiatan ODOP (One Day One Post) yang diadakan oleh Blogger Perempuan. Dan dasar Grandys yah, pasti belum bisa memenuhi challenge untuk konsisten ODOP ini haha.
Tapi setidaknya aku terus mencoba ya kaaan, walaupun belum berhasil juga sampai entah kapan wkwk. Mulai dari pengertian apa itu Covid1-19, lalu perubahan kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial dan juga istilah-istilah dari adanya wabah Covid-19 ini justru semakin membuat aku merasa sudah berjalan jauh, sudah berusaha kuat hingga saat ini dan merasa begitu bersyukur masih bisa bernafas untuk menuliskan hal-hal ini.
Mei
(Fix 2020 jadi tahun untuk geng rebahan. Dokpri) |
Bulan Mei dimana aku mulai menikmati waktu yang benar-benar di rumah. Ada kalanya rasa insecure atas pendapatan dan financial karena covid-19 ini menjadi bahasan yang paling bikin spanneng. Tapi alhamdulillah selalu Allah cukupkan dari pintu mana saja akan keadaan saat Covid-19 ini. Bulan Mei ini juga aku mencoba peluang untuk berjualan daster dan juga frozen food seperti nugget dll.
Mei juga menjadi bulan aku sadar bahwa ketika seseorang terus mencoba melangkah hari demi hari dengan harapan yang tak akan pernah putus, maka ada kesempatan besar yang menanti, ya walaupun itu entah kapan terjadinya. Jadi bulan aku yang begitu freak sama dunia film. Hingga traffic blog aku ini naik karena beberapa review film dari Netflix yang selalu menduduki klassement teratas hingga hari ini.
Diantaranya ada Money Heist, Extracurricular dan juga Serial YOU. Sudah aku sisipkan link untuk bisa kalian baca review nya ya guys!
Juni
Ya bulan yang mulai dirasakan untuk banyak rebahannya ketimbang produktifnya. Rasanya ada yang kurang beres sama diriku sendiri. Ada perasaan bersalah dalam diriku karena tidak melakukan A, B dan C. Kok ngga bisa A, B dan juga C. Begitu terus, hingga perasaan aku semakin terlatih untuk menjadi lebih sensitif.
Pada akhirnya aku mencoba untuk menanam hidroponik di rumah karena sempat ngobrol sama suami untuk bisa mencoba hal baru dan menghasilkan sayur yang segar, yang bisa dipetika dari rumah. Semuanya sudah aku lakukan hingga akhirnya belum rezekinya dan hidroponik itu mati dan aku tidak mood lagi untuk melanjutkannya. Pengalaman hidroponik aku ini sudah aku tulis juga di blog hehe.
Juli
Tren orang-orang yang melakukan self quarantine di rumah aja dan beberapa konser juga dilakukan dari rumah. Membuat aku excited sama keadaan kita yang sama-sama membutuhkan dukungan. Banyak juga dari teman-teman yang menjadi pelaku UMKM dan sama-sama membantu lewat promosi usahanya. Keadaan ini juga membuat aku dan suami mulai mempertimbangkan peluang usaha lainnya.
Akhir bulan Juli, kami sekeluarga sempat mengadakan refreshing time ke daerah Bandung Selatan. Menginap di daerah Glamping Lakeside dan juga di Bougenville. Tetap dengan protokol kesehatan dan juga setelah itu total kita tidak pergi kemana-mana lagi, hingga akhir tahun.
Agustus
(Sampai tua, kita bersama yaaa) |
Bulan Agustus adalah bulan anniversary kita yang aku harapkan sih bisa staycation di hotel berdua ya haha. Tapi keadaan keuangan juga lagi ngga bagus dan juga pasca lebaran ada hal yang membuat dada aku terasa sesak akibat perkara baju lebaran itu, akhirnya mencoba berdamai dengan semuanya.
Walaupun aku tahu itu tidak mudah ya, tapi mencoba mengikhlaskan bahwa semua akan berlalu dan baik-baik saja.
Hari Anniv kita juga diliputi dengan makan pizza yang masih alhamdulillah ya kita bisa beli dan juga menikmatinya berdua. Setelah itu ada perubahan besar untuk suami akhirnya mulai menjalani kegiatan kantor dari bulan Maret hingga Oktober itu dari rumah (WFH) dan mencoba untuk mendesign.
Pada akhirnya suami dan juga mas Oman mencoba untuk membuka clothing yang awalnya inisiasi dari papahku di Papua yang ingin dibuatkan kaos dan juga topi beserta sweater. Tingginya peminat, akhirnya suami dan juga mas Oman membuka brand namanya EYN (Everything You Need) dan berlanjut pada usaha kopi kami, yaitu Ngupi.
September
Bulan yang penuh dengan pembelajaran. Selain disibukkan dengan usaha Ngupi ini dan serta rencana besar-besar lainnya, aku juga mulai mengikuti beberapa kelas yang disediakan dari pemerintah yaitu adanya kartu Prakerja ini. Aku ikuti beberapa kelas yang relate dengan passion dan juga karier aku kedepannya.
Setelah itu aku juga ikut kelas yang diadakan oleh teh Ani, selaku founder dari ISB (Indonesian Social Blogpreneur) yang secara sukarela membagikan ilmunya dan sudah aku rangkum juga mengenai beberapa hal yang aku dapatkan selama mengikutinya. Suamiku juga mengalami step perubahan besar untuk bisa menurunkan berat badannya dengan cara diet DEBM.
Baca Juga: ISB Course dari teh Ani Berta Penuh Ilmu!
Dengan stop karbohidrat dan tidak makan nasi yang sudah tercatat hingga December. Untuk cheating, tidak sering tapi ya itu terjadi di hari Sabtu atau Minggu haha, pernah juga ia mengalami tekanan darah yang rendah.
Oktober
(Kalian tau ini di mana? Dokpri) |
Sebuah kabar yang membuat aku terus bersyukur hingga hari ini dan sedang berjuang di masa pandemi adalah dengan aku kembali kerja kantoran. Belum seutuhnya untuk ke kantor, masih WFH dan tentunya dengan ritme-ritme yang membuat dunia aku cukup jungkir balik haha.
Alhamdulillah awal-awal memang rasanya ada keinginan untuk give up dan merasa ini tidak cocok. Tapi kembali lagi bahwa ini adalah keadaan terbaik untuk versi aku saat ini, karena aku rasakan secara kesehatan mental dan juga tekanan internal yang rasanya lebih tenang dengan keadaan sekarang.
November
Suamiku sibuknya ngalahin mentri haha. Pernah sampai 2 minggu dinas gitu dan pada akhirnya mamahku yang dari Rengasdengklok ini stay di Tangerang sampai semingguan. Alhamdulillah sih semuanya tetap aku syukuri dengan keadaan yang jungkir balik ini setidaknya masih diberikan kekuatan untuk bisa menatap dengan sangat positif.
Walaupun tetap ada sambat-sambat yang berupa, aduh! kok gini! duh capek! duh pusing lah!! Itu masih tercover dengan kesehatan mental aku yang lebih terjaga.
December
Bulan di mana fokus pada keluarga lebih utama. Terutama keluarga besarku yang alhamdulillah melewati fase step untuk menentukan langkah besar, yaitu papahku pada akhirnya memutuskan untuk pensiun dini. Setelah berjuang berbelasan tahun di hutan belantara Papua untuk mencari sesuap nasi, akhirnya usai sampai di sini.
Namun harapan dan juga rencana-rencana beliau untuk menyukseskan bisnis yang akan dibangun ini tetap terus membara. Bahkan aku selalu berharap dan mendoakan ini adalah keputusan yang terbaik dan entah kenapa ada rasa sedih juga. Tapi hebatnya mamahku tidak merasa yang gimana-gimana, justru ini adalah keputusan terbaik dan tepat.
Mungkin kalian juga sering lihat beberapa ocehan dan status ataupun postingan blog yang banyak menyinggung soal peran Ayah atau kerinduan aku sama sosok Ayah. Ya itu, karena memang sudah terlalu lama papahku berjuang untuk bertahan hidup ya istilahnya hingga mengorbankan waktu bersama dengan keluarga. Katanya.
"Papah gini tuh udah ngerasa ya sekarang waktunya untuk membayar segala yang telah papah tinggalkan dulu. Memang kalau ngejar dunia terus ya kayak ngga ada ujungnya, mungkin sekarang papah bisa lebih tenang dan tinggal meneruskan perjuangan secara normal, tidak lagi jauh-jauh sampai ke hutan Papua. Sudah terlalu lama papah meninggalkan keluarga"
(Lagi berjemur sambil nungguin kang Gas lewat wkwk. Dokpri) |
So, ini semua adalah rangkuman bagaimana keadaan aku di 2020 yang penuh harap, penuh dengan semangat untuk tidak mudah menyerah walaupun ada saat-saat begitu merasa terpukul dan ingin menyerah. Semoga tahun 2021 itu banyak hal-hal baik yang terjadi, yang paling utama memang soal kesehatan dan juga kewarasan, karena mental itu juga berpengaruh banget sama imunitas tubuh kita.
Oiya ada yang lupa untuk aku tulis, berupa kutipan dari mba @iimfahima (mungkin kalian yang aktif di Twitter, tahu siapa sosok wanita satu ini)
"Pencapaian tiap tahun seringkali diukur dari materi. Sah-sah saja. Tapi sebetulnya ada pencapaian yang nilainya jauh lebih mahal dan sering dilupakan: Kematangan karakter. Langkah yang makin tenang dan firm, emosi yang lebih terkendali atau hal lain yang ngga terukur, itu pencapaian besar"
Bener ya, aku pas nemu tweet ini tuh langsung RT with comment plus memang buat bahan perenungan saat nulis kaleidoskop 2020 ini. Memang puyeng pas ngga ada duid ya guys, tapi betul kata mba Iim kalo kematangan mental dari tahun ke tahun itu harus ada, seperti mengendalikan emosi, duh PR sekali sodara-sodara.
Teman-teman, tetap stay safe and stay healthy ya! Semoga bertemu di tahun 2021 dengan lebih gemilang dan tentunya lebih banyak membawa kebaikan untuk hidup. Tentunya semoga aku masih terus ngeblog hingga usia terus berjalan hehe.