Nol Emisi dengan Usaha-Usaha Sederhana bersama Greenpeace

 

greenpeace-ajak-jalan-kaki

"Yang ayok beli sepeda yuuuk"

Celetuk aku waktu bangun pagi-pagi. Lalu suamiku bilang, 

"Jangan ikut-ikutan atau FOMO, deh. Pakai sepeda yang ada aja dan manfaatin untuk rutin setiap pagi spedahan"

Iya juga ya, karena sepeda yang ada bisa dimanfaatkan dan beli sepeda yang baru karena melihat orang lain, membuat kita tidak memperhatikan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan. Yeay, nyamannya sama dia tuh ya untuk rem-rem kondisi aku yang kadang mudah "ingin sesuatau habis melihat orang lain"

Yuk Bisa Yuk, Bumi Menuju Nol Emisi

Berkaitan dengan ke-BM an aku terhadap sepeda, pas banget aku menyimak soal pentingnya mengrangi bahkan membuat rate angka menjadi nol emisi untuk alam dan terutama untuk kondisi bumi. Kalau soal kondisi lingkungan yang dewasa ini terasa begitu padat oleh banyak kendaraan motor, mobil yang berlalu lalang sehingga macetnya juga ngga kira-kira di jam traffic hour, membuat aku semangat untuk mengikuti bahasan bersama GreenPeace kali ini untuk menggerakan tubuh dengan berjalan kaki dan bersepeda.

Bersama mba Rizkiana Sidqiyatul Hamdani (Peneliti Urban Greenpeace Indonesia) yang menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari World Equality, Indonesia ini menduduki peringkat ke-17 dengan kualitas udara, PM2.5 terburuk di dunia. Wah, bukan sesuatu yang membanggakan bukan?

Berarti tingkat kualitas udara di Indonesia ini perlu untuk di concern kembali dan sekali lagi mba Sidqi akan membahasnya berdasarkan analisa urban atau tata kota. PM2.5 ini adalah bentuk dan bagian dari pencemar udara dan singkatan dari Partikular Meter yang berukuran 2.5 mikro meter yang bahkan masih 3% nya dari sehelai rambut kita yang tipis itu. Kebayang ngga sih sekecil apa partikel tersebut dan bahayanya untuk masyarakat kota dan sekitarnya.

Mba Sidqi juga menginfokan bahwa 42%-57% partikular meter tersebut berasala dari asap kanlpot kendaraan seperti motor dan mobil. Beriringan juga, hadir mas Fahmi Saimima (Ketua Umum Bike to Work Indonesia) yang akan sharing betapa kita harus berpindah menuju tingkah laku yang ramah lingkungan seperti mulai berjalan kaki dan bersepeda.

Lakukan Jalan Kaki dan Berspeda Untuk Ikhtiar Nol Emisi

Aku pribadi jujur aja suka yang namanya jalan kaki. Terkadang, ada teman yang merasa kaget jika aku lebih memilih berjalan kaki dari stasiun LRT ke kantor di Kelapa Gading, tempat kerjaku kemarin. Ada yang menertawakan karena aku nyari capek dan ngirit banget katanya jadi orang, haha. Padahal, ini adalah langkah kecil yang jika dilakukan oleh jutaan masyarakat ibukota, dampaknya akan tampak dan nol emisi bukanlah impian yang muluk-muluk.

Mas Fahmi juga share saat pandemi covid-19 menyerang bumi ini, kita semua diminta untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah kecuali berjemur dan jaga prokes yang ketat. Dan ini tampilan atau grafik dari data pencemaran lingkungan cukup mengalami penurunan, lho. Banyak yang menjadi pesepeda dan menyukai aktivitas sepeda hingga menjadi trend. Dan saat kondisi sudah menuju normal kembali, aktivitas sepeda ini mungkin hanya beberapa saja dan yang sudah menjadi penggiat pesepeda.

Mba Sidqi juga menginfokan bahwa emisi karbon ini bisa kok dipangkas, jika kita menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Namun, jika harus sampai sampai 0 emisi itu butuh berapa orang yang harus bersepeda, dan saat ini belum bisa menyampaikan dalam bentuk angka berpanya, karena report masih disusun. After lebaran akan ada update terbarunya, nih.

Asumsi dengan mencoba menghitung, kita melakukan LRT, MRT hanya mengurangi sedikit dari total emisi. Kalau diproyeksikan saat tahun 2050, ngurangin bisa tapi dikit dan kita tidak sampai ke nol bersih. Harus ngga cuma ngurangin, tapi perbanyak penyerapannya. Sama seperti yang masuk dan keluar itu harus dalam porsi yang seimbang. Dan kalau mau diserap emisi pencemar udaranya, 90% dari wilayah ibukota Jakarta ini harus diisi oleh pohon hijau (ruang terbuka hijau).

Ironisnya, saat hampir jutaan orang pakai transportasi publik, tetap saja bahan bakarnya ini ngga boleh pakai energi listrik bukan dari batu bara. Untuk sepeda dan berjalan kaki, upaya pembersihan emisi publik. Ada banyak mode yang kita pakai. Dari rumah ke halte TJ, namun tentu saja kita butuh konektivitasnya aman dulu tempat jalan kakinya. 

Dari halte aja itu ngga ada parkir sepeda, dan bagaimana tingkat securitasnya. Hal ini juga sama-sama saja ketika banyak yang sudah berpindah k trasnportasi publik namun jumlah kendaraan motor dan mobil masih sebanyak sekarang dan masih mudah, pajak kendaraan yang dipermudah. Hal ini membuat emisi pencemaran udara ngga bakal berkurang banyak. So, kita kalau mau nol emisi memang harus seambisius itu.

Cintai bumi Allah karena kita bukan mewarisinya

kbr-greenpeace-usaha-nol-emisi


Cinta lingkungan dan bumi ini, setelah mendengar kajian dari bapak Marzuki Wahid (Rektor Institut Studi Islam Fahmina ISIF & Pengurus Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama), bahwa Allah menciptakan manusia bukan sebagai penikmat alam semesta dan segala isinya saja.

Penting diketahui bahwa manusia adalah khilafah untuk dapat merawat bumi dari kerusakan demi kemaslahatan makhluk yang ada di atasnya. Manusia itu bersekutu terhadap 3 hal, rumput, air dan api. Kebutuhan primer yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia dan juga alam semesta, jangan sampai di privatisasi atau dibuat komersialisasi karena ini milik Allah, dan semua makhluk berhak menikmatinya. Oleh karena itu penting perhatikan hal-hal berikut ini.

  • Sadar kalau ini amanah Allah untuk hadir di bumi ini bukan untuk dieksploitasi menajga amanah ini dengan baik
  • Hidup di dunia ini hanya sementara dan setelah kita ada generasi selanjutnya, jangan sampai meninggalkan bumi tidak layak huni untuk umat manusia dan makhluk lainnya.
  • Islam sangat mengajurkan untuk kita hidup ramah lingkungan

Yuk kita bisa mulai dari bersepeda

Di akhir, mas Fahmi memberikan insight yang luar biasa tentang kegiatan bersepeda ini. Ada beberapa tipe orang yang bersepeda dan bisa disimpulkan oleh mas Fahmi, diantaranya:

  1. Orang yang memang passionate dengan bersepeda dan biasanya sebutannya bikers. Orang ini akan melakukan kegiatan bersepeda dengan hati senang dan rata-rata mereka menggunakan sepeda road bike
  2. Orang yang hanya bersepeda satu kali dalam seminggu dan biasanya dipenuhi oleh kegiatan berfoto, makan dan juga berkumpul
  3. Orang yang menggantungkan transportasinya hanya pada satu kendaran yang ia punya yaitu sepeda ini.
Aku jadi keingetan nih, bahwa ada daerah yang masih banyak pelajarnya itu menggunakan sepeda sebagai transportasi utama untuk bisa samapi di sekolah. Waku tahun 2009 saat aku di Nganjuk, beberapa temanku juga menggunakan sepeda ke sekolah.

Dan mas Fahmi juga mengatakan bahwa sepedahan adalah salah satu transportasi, dia berharap kemana-mana dengan sepeda itu yaitu bike to work. Semakin 17 tahun pergerakan ini untuk aktivitas bike to work ini ngga hanya untuk bersepeda ke tempat pekerjaan tapi work di sini adalah kata kerja. Jadi bike to work itu bisa bersepeda ke tempat ibadah, minimarket, ke pasar.

Nah, mas Fahmi juga share bagaimana kita ingin memulai kegiatan bersepeda ini,

  1. Kenali potensi diri, apakah sepeda sebuah jawaban untuk representasikan kesenangan.
  2. Jadikan sepeda sebagai sahabat terbaik dan teman untuk beraktivitas dan yakinkan ini sebuah kebaikan
  3. Lakukan bersepeda dengan jarak terdekat dulu
  4. Pastikan sepeda itu sudah sesuai dengan apa yang kita butuhkan, sepeda mini atau sepeda ibu-ibu biasa.
  5. Memperkenalkan sepeda ini kepada masyarakat, dan sebuah kebaikan yang perlu dilestarikan.

Untuk itu, kita bisa loh ikutan menyelamatkan bumi dengan permainan Truth or Dare di sini seru ya, sambil bermain games bisa ambil langkah untuk penyelamatan bumi tercinta kita.

2 komentar

  1. Dari dulu pengen banget nerapin bersepeda ke kantor tapi gak jadi2 😅 bersepeda di weekend juga akhir2 ini udah semakin jarang karena hypenya keburu hilang, padahal menyehatkan. Semangat berolahraga harus tetap dipupuk nih biar konsisten

    BalasHapus
  2. Jaman dulu klo kemana2 naiknya sepeda, sekarang juga harus naik speda biar mengurangi emisi

    BalasHapus