Progres Buku: Sebuah Kelulusan, Awal yang Baru

cerita fiksi kehidupan
(Cerita fiksi kehidupan. Dokpri)


“Krek!”

Senja terlihat semburatnya dari arah yang selalu mengembalikannya pada sebuah ingatan di masa-masa bagaimana Ayah dan Ibunya berjuang untuk dirinya agar bisa sekolah dan kuliah.

Rasanya harapan terbaik dari Ayah dan Ibunya ini untuk Saka adalah dapat menyekolahkannya di universitas terbaik dimanapun itu. Intinya keterbukaan dan keleluasaan sudah ada di tangan Saka.
Saka dalam hatinya ingin sekali bisa bersekolah di universitas ternama, dengan fakultas kedokteran yang selama ini ia idam-idamkan. Hidup tidaklah semanis angan-angan, Saka sadar dirinya bukanlah anak dari golongan orang kaya, yang orang tuanya memiliki berhektar-hektar tanah ataupun usaha yang besar, sehingga keinginan kedokterannya hanya berujung menjadi sebuah wacana.

Saka berbesar hati sangat dalam, ia bekerja keras ketika bersekolah semasa putih abu-abu itu adalah demi mendapatkan yang terbaik, namun hidup sekali lagi tidaklah mulus. Saka terus merasa bahwa ia harus tetap melanjutkan hidup. Sama seperti ketika ia tiba di kota masa kecilnya, membawa ia menjadi orang yang sangat terasing.
--------------------------------
Mentari pagi tidak malu-malu untuk membangunkan Saka dari tidur lelapnya, ketika malam selalu membuat ia sangat terjaga. Sangat sulit baginya untuk bisa cepat terlelap, ia sadar kini melihat langit-langit kamarnya, tidaklah lagi sama dengan langit-langit kamar rumahnya, kini ia sudah menjadi anak kos sejati di sebuah kota yang sangat-sangat menyimpan kenangan terbalut rasa suka dan duka.

Ia kembali terlempar pada sebuah memori dimana kesulitan itu hadir dalam hidupnya dan menjadi sebuah keterbatasan yang entah kapan usainya. Ia pun seiring sejalan, selalu berdoa yang terbaik untuk Ayah Ibunya, diberikan kekuatan dalam melalui setiap ujian yang ia saksikan seumur hidupnya.
Hidup Ayah dan Ibunya ini tidak mudah, membesarkan kedua anak-anak mereka, Saka dan Reisa yang tentu miliki mimpi yang besar, cita-cita yang indah, orang tua mana yang tidak sangat mengusahakannya?
Seiring sejalan, dari waktu ke waktu Saka ditempa dengan keadaan yang membuatnya terus belajar arti dari kegigihan dan juga keteguhan dalam menjalani segala macam problema hidupnya sebagai mahasiswa. Padahal, masalah itu masih belum seberapa dari segala polemik yang nyatanya dihadapi oleh Ayah Ibunya.
Saka saat masih duduk di bangku SMP, melihat tengah malam, Ayahnya masih belum tidur, mengusahakan memenuhi dapur agar tetap mengebul, menabung pundi-pundi uang demi pendidikan Saka dan Reisa. 
Saka seringkali tertegun ketika mengingat, kantung mata yang bertambah besar dari hari ke hari untuk Ayahnya yang waktu istirahatnya sangat terampas, demi menjalankan bisnis yang berujung kepada ketidakberhasilan dan juga rasa dikecewakan oleh partner bisnis. 
Lalu dengan lancangnya, apakah Saka akan terang-terangan untuk mengajukan bahwa dirinya ingin bersekolah di fakultas kedokteran, padahal dalam hati terdalamnya ia sudah berusaha sekeras mungkin belajar siang malam, bahkan terinspirasi dari serial The Heirs (Korea Selatan) yang membahas mengenai pencapaian kerja keras dari para siswa-siswanya.

Dalam setiap sujud yang selalu ia lakukan, walaupun ia menerima bahwa kenyataan hidup saat ini ia sudah kuliah di kota tersebut, tentu dengan perjuangan yang tidak mudah, ia masih berharap ada sebuah keajaiban yang terjadi, ketika tiba-tiba ada tiket atau beasiswa yang membawanya pada fakultas Kedokteraran. 

Kesemuanya hanyalah mimpi yang terus tumbuh dari hari ke hari hingga hari berubah menjadi bulan, lalu tahun hingga belasan tahun. Sampai, ia sudah merelakan mimpinya itu, terkubur bersama kebahagiaan dalam bentuk lainnya.
-----
“Ibu, Saka kuliah dulu ya mah, doakan semoga apa-apa yang sudah Ayah dan Ibu perjuangkan, Saka tidak kecewakan Ayah dan Ibu”.

Aku masih teringat kali pertama ketika aku dilepas di kota tersebut untuk menjadi seorang pelajar, tentu bukan hal yang mudah berada jauh dari Ibu. Walaupun sudah sejak aku SMA, Ayah bekerja di sebuah negara yang cukup sulit untuk bisa sering pulang, ya namanya bekerja demi menghidupi keluarga.
Saka sosok yang kuat di luar namun sedikit mudah terkoyak hatinya ketika berhubungan dengan hati apalagi keluarga. Penyematan keluarga cemara untuk Saka sendiri seringkali terdengar dan ia berucap syukur, bahwa memang dalam kesulitan dan juga drama kehidupan Ayah dan Ibunya, apapun itu, mereka telah melewatinya berdua.

Ketika takdir membawa Saka pada sebuah perjumpaan yang tidak biasa dari kota pelajar tersebut, hanya satu yang sangat didambakan oleh Saka, adalah kasih sayang dan perhatian dari seorang Ayah. Mungkin karena jarak dan waktu yang memisahkan kedekatan anatara Saka dan Ayahnya, ia merasa lebih mudah rapuh, kecewa dan menelan pil kepahitan mengenai kepercayaan untuk menaruh hatinya kepada sosok lelaki.

Saka tumbuh tidak hanya menjadi seorang anak yang nurut apa perkataan Ayah dan Ibunya, disisi lain ia miliki mimpi untuk bisa hidup bahagia dengan seorang laki-laki yang mampu mengerti akan jalur pikirannya yang terkadang acak namun seringkali sangat mendambakan keteraturan hidup, kalo berantakan sedikit, marah dan geramnya Saka tak terbendung.

Pernah sesekali waktu, adiknya, Reisa ini yang sangat ia sayangi sepenuh hati, mengalami kejadian yang kurang mengenakan dan membawa dia pada kondisi serba salah. Ia mendapati adiknya ini diperas habis-habisan oleh seorang oknum yang tak bertanggung jawab, pasalnya adiknya ini mudah sekali dikelabui jika persoalan uang.

Mudah memberikan pinjaman, mudah iba akan cerita-cerita picisan yang orang tersebut buat, hanya untuk bisa mendapatkan peruntungan, mengambil uangnya Reisa ini. Ada disuatu momen yang sangat tak terlupakan oleh Saka, adiknya di masa kecil mungkin tidak seberuntung dirinya.

Waktu itu, saat belum pindah ke sebuah kota yang tak bisa disebutkan identitasnya itu, Saka menikmati segala fasilitas yang ada. Boneka-boneka begitu berhamburan di kamarnya, saat itu Ayah dan Ibunya masih aktif bekerja di sebuah perusahaan ternama. Apapun keinginan Saka pasti akan dituruti oleh Ayah dan Ibunya, sejauh itu positif dan membuat berkembang pengetahuan dalam diri Saka. 
Berbeda dengan Reisa yang memang harus sedikit banyak bersabar, keadaan tidak semewah dahulu, saat semuanya masih lengkap dan tersedia. Kini apapun yang diinginkan Saka sekalipun ia tahan-tahan, hingga ia lupa akan seperti apa keinginannya itu ketika masa-masa saat ini ia kembali pada pikiran terdahulu.

Konsep keluarga yang bisa Saka ambil dari semua perjalanan hidup hingga pada akhirnya Saka menikah adalah kemampuan akan timbulnya keyakinan dalam hati Saka yang selama ini tidak ia sadari. Ketika hati kecilnya berkata, 
“Sebaiknya tidak usah kamu teruskan saja hal itu, memang semuanya butuh uang, namun kamu pasti akan menjalaninya dengan rasa keputusasaan yang tak berujung”
Dan itu memang benar terjadi dan dirasakan oleh Saka di masa-masa ia bekerja. Perjalanan Saka masih akan sangat panjang, dengan dimulainya beberapa kisah ini, semoga masih bisa ikutin kelanjutan ceritanya ya.

3 komentar

  1. Seru.... di tunggu lanjutan ceritanya yaaa. Perjuangan hidup tiap orang memang selalu bisa di ambil pelajarannya.

    BalasHapus
  2. senangnya menulis fiksi. aku udah lama banget enggak nulis fiksi

    BalasHapus
  3. Wah baru nih nulis fiksi. Well, hidup memang Naik turun, Saka, namun harapan akan selalu Ada.

    BalasHapus