Cahaya Lampu yang Baik Untuk Mata, Philips Hadirkan EyeComfort

(Source: unsplash)

Me:"Yang, bisa ga kita ganti lampu aja? Soalnya pencahayaan yang terlalu terang kayak gini bikin takut deh kalo mata minus aku nambah"

S:"Emm emang mau diganti yang gimana biar ga nambah minus kamu itu?"

Me:"Pake Philips yang sudah terpercaya itu dengan kriteria EyeComfort. Bagus dan recomended untuk memajukan produktifitas juga lho yang"

Cahaya lampu yang baik untuk mata - Percakapan diatas merupakan bentuk dari kacamata yang aku pakai saat ini karena sudah mengalami gangguan penglihatan berupa rabun jauh, yang artinya jarak pandang aku mulai terbatas dalam beberapa radius meter, bentuk tulisan  yang sedang hingga kecil mulai berbayang dan buram sehingga harus dikoreksi dengan memakai kacamata.

Hal ini aku sadari akan pola hidup yang selalu menyepelekan ketika beraktivitas di depan laptop, penerangan yang ada kurang mencukupi untuk menjaga akan kesehatan mata aku ini. Bukan hanya laptop saja, saat ini kehadiran smartphone yang semua mudah dalam satu genggaman saja, bisa menimbulkan gangguan penglihatan jika cahaya lampu tidak diperhatikan yang baik untuk mata.

Anugerah terbaik adalah mata

(Pemeriksaan eye screening dengan Perdami. Dokpri)

Bersyukur akan anugerah dari yang maha pencipta diberikannya jiwa dan raga serta anggota tubuh yang lengkap terutama mata, membuat kita harus menjaganya juga dan tidak lalai dalam memberikan perawatan untuknya. 

Mata juga akan berterima kasih kepada kita karena memiliki kesempatan untuk menangkap berbagai momen yang dialami selama usia masih ada. Oleh sebab itu, dalam rangka World Sight Day di bulan Oktober ini, Signify memfokuskan terhadap kebutaan dan penurunan fungsi penglihatan, sehingga aku beruntung sekali bisa mengambil banyak insight dari acara siang ini.

Cahaya Lampu yang Baik Untuk Mata

(source: unsplash)

Kita sadari dengan melalui pencahayaan berkualitas yang nyaman di mata, hal ini akan serta merta  mendukung kesehatan mata dalam jangka panjang. Berbarengan juga dengan harapan akan SDM di Indonesia ini dapat mewujudkan cita-cita dan menjadi lebih produktf baik di rumah dan juga tempat kerja.  

Diawali oleh kami mendapatkan fasilitas Eye Screening yang bekerja sama juga dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan disediakan beberapa photobooth kece lalu masuk pada opening dari bapak Rami Hajjar (Country Leader Signify Indonesia) mengenai kesehatan mata itu sangat linear dengan keberhasilan masa depan bangsa. Dan kehadiran akan lampu terang ini tidak serta merta berarti mata kita aman akan kontak dengan cahaya lampu tersebut.

Signify Hadirkan EyeComfort

Kehadiran dari Philips EyeComfort ini sekaligus membuktikan bahwa Philips ingin memberikan inovasi teknolgi untuk semakin membuat masyarakat tidak tergerus akan dampak dan juga resiko yang mulai mengintai di era kemajuan teknologi ini, yang dsiampaikan oleh pak Burhan Noor Sahid (Head of Marketing Signify Indonesia).
Ancaman gangguan penglihatan ini tidak hanya berupa kebutaan dan juga gangguan penglihatan (minus atau plus) namun ada beberapa seperti glaukoma dan akibat dari hadirnya penyakit seberi Diabetes Melitus. Dengan kriteria dari EyeComfort ini tidak hanya mengandalkan terangnya saja, namun pencahayaan kualitas tinggi yang aman untuk mata sehingga tidak membuat mata lelah. 

(Cahaya Lampu yang Baik Untuk Mata, Philips Hadirkan EyeComfort. Dokpri)

Coba perhatikan, ciri-ciri akan mata lelah (Asthenopia) adalah:
  • penglihatan buram dan penglihatan ganda
  • sakit kepala
  • mata berair
  • silau
  • pegal disekitar pelipis, dahi atau leher.
Dalam kesempatannya kali ini juga, pak Burhan Noor menjelaskan mengenai apa aja sih kriteria dari EyeComfort itu terdiri dari:

1. Flicker
Keadaan dari cahaya lampu penerangan dalam kondisi yang kedap-kedip (tidak stabil) sehingga pasti membuat mata menjadi sakit dan berefek kita menjadi pusing dan mual.

2. Stroboscopic 
Kemampuan untuk menghilangkan distorsi dalam persepsi gerak seperti

3. Glare
Satuan ugl unity glare yang menentukan bagaimana menghasilkan cahaya yang silau atau tidak sehingga dapat memenuhi global standar, yaitu cahaya lampu yang baik untuk mata tidak boleh silau.
4. Photobiological safety (blue light hazard)
Keamanan dari cahaya biru, sehingga cahaya biru tidak melebihi dan harus bisa memastikan teknologi dalam lampu kita, tidak melebihi ambang batas regulasi.

5. Color rendering
Yang terukur dengan CRI (Color rendering index) seperti contohnya saat di toko baju, warnanya merah hati dan bagus. Tapi sampai di rumah itu beda, lebih gelap. Sehingga cahaya lampu itu seharusnya mendekati warna aslinya. Apalagi jika memiliki anak-anak yang masih dalam tahapan tumbuh kembang, mereka akan mempelajari spketrum warna dan jangan sampai membuat persepsi yang berbeda bagi mereka. 

6. Audible Noise
Tidak ada suara dari lampu yang dapat direkam dalam jarak satu meter di ruang yang sunyi. Seperti misalnya lampu pada samping bed side, di dekat meja kerja atau belajar sering terdengar suara-suara. Dan dengan teknologi diredupkan atau diganti warna cahayanya, membuat kinerjanya menurun, sehingga muncul bunyi tersebut. Nah di Philips ini kita pastikan memenuhi standar masih di bawah 20 db dalam jarak hanya 30cm.

Kehadiran Philips MyCare LED  Bulb with Interlaced Optics

(Philips MyCare LED Blub. Dokpri)

Sebuah teknologi yang sangat briliant, ketika alam bertemu dengan science, yaitu dari bentuk bunga matahari yang mana memiliki bentuk unik dari pattern-pattern yang merupakan tempat dimana biji bunga matahari dan diadaptasikan pada pattern di micro interlaced optics pada Philips MyCare LED Bulb.

Selain itu, Signify juga akan memperkenalkan lebih banyak lagi rangkaian produk yang telah memenuhi standar EyeComfort: tidak berkedip, mengurangi silau hingga 35%, dan tingkat penyebaran cahaya yang lebih merata seperti Philips LED downlight Meson dan Philips MyCare LED stick, di samping bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics yang telah dikenal secara luas. 

Gangguan Penglihatan oleh Perdami Mata sehat dukung SDM Hebat

(source: unsplash)

Dalam sesion bersama Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, Perdami yang banyak menjelaskan bagaimana gangguan penglihatan terjadi pada manusia saat ini. Ketidakteraturan dalam menjalani kehidupan menjadi salah satu faktornya dan diperparah ketika tidak mendapatkan edukasi pentingnya melakukan pengecekan mata minimal 2 tahun sekali ini.

Berdasarkan data Badan Internasional untuk pencegah kebutaan 7.8 miliar orang di dunia dengan 36 juta kebutaan, sisanya low vision dan angka terkecil yaitu 1.1 miliar orang memiliki gangguan penglihatan namun tidak memiliki sepasang kacamata.

Secara fakta, gangguan penglihatan lebih banyak ditemui pada pendapatan yang masih kurang, dan hal inilah yang menggambarkan penyebab kebutaan, yang paling besar adalah pada resiko terkena katarak, glaukoma, kelainan refraksi jika tidak dikoreksi dan degenerasi saraf mata karena usia.

Selanjutnya untuk masalah nutrisi yang ternyata memberikan pengaruh pada gangguan mata yang dimulai sejak masa anak-anak. Sehingga dalam kesempatan kali ini, dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Ahli Nutrisi menjelaskan bahwa faktor penentu yang terbesar dari organ mata sehat itu adalah asupan gizi yang masuk dalam tubuhnya tercukupi dengan optimal. Karena peran vital untuk menangkap informasi dan diterejemahkan oleh otak, keberadaan untuk kecukupan gizi ini juga jangan sampai terabaikan seperti tetap memperhatikan "isi piringku" sesuai anjutan dari Kemenkes.

Semoga dengan merayakan World Sight Day di bulan Oktober ini, aku berharap kita semua semakin aware akan organ vital ini yaitu mata kita yang merupakan jendela dunia ini dengan memperhatikan cahaya lampu yang baik untuk mata itu harus memiliki ciri-ciri yang sudah aku sebutkan tadi diatas. Dan kerennya Philips sudah bisa menghadirkan EyeComfort untuk menunjang peningkatan produktifitas dan memajukan SDM Indonesia. Tengkyu for reading yha!


Tidak ada komentar

Posting Komentar