Adab Lebih Tinggi dari Ilmu

 

tentang-adab-lebih-tinggi-dari-ilmu
(Pict hanya pemanis. Dokpri)


Halo semuanya, kembali lagi buat aku yag mau membagikan sekelumit cerita soal mengedepankan adab di atas ilmu. Teman-teman semua pasti sering banget kan mendengar bahwa dahulukan adab lalu ilmu. Atau adab adalah yang paling prioritas lalu ilmu.

Aku inget banget waktu tahun 2017-an ikut kelas Bengkel Diri yang diadakan oleh Ummubalqis (di Instagram) dan sebelum kita memasuki materi-materi selanjutnya, ada sesi yang khusus untuk membahas soal pentingnya kita mandalami adab selama menuntut ilmu sebelum kita mandapatkan ilmu-ilmu yang kita pelajari di waku berikutnya.

Aku sih semakin berpikir di waktu sekarang ini bahwa sepenting itu memiliki adab dan bahkan ada kelasnya tersendiri agar, kita sebagai insan yang berilmu, tidak hanya pintar dalam mengambil ilmu. Namun dengan betul mempraktikkan ilmu tersebut dalam bentuk perbuatan. Perbuatan dan akhlak itulah yang dalam kehidupan sehari-hari diwujudkan dalam sebutan adab.

Adab dalam mencari ilmu itu masya Allah. Aku jadi diingatkan salah satu materi dari Bengkel Diri tersebut bahwa ketika menuntut ilmu, kita harus siap bahwa akan menerima insight baru yang walaupun sebenarnya sudah kita kuasai, namun sebaiknya selalu mengosongkan gelas. Selain itu juga adab untuk mengetahui asal muasal ilmu tersebut sampai kepada kita. Ilmu yang turun temurun datangnya dan sampai kepada kita adalah hal yang luar biasa dan patut kita syukuri.

Baca Juga: Sosok yang Menyenangkan

Oleh sebab itu, baiknya kita tidak sia-siakan apa yang pemateri ucapkan. Ini juga reminder kepadaku saat ada seseorang yang sedang berbagi ilmu, berbagi kisah tentang sebuah disiplin ilmu, kita harus mendengarkan dengan baik dan lebih baiknya lagi adalah mencatat. Sehingga ketika kita ingin mengutip suatu hal dari kajian tersebut, kita tidak salah narasumber atau guru. 

Selain mendengarkan, kita juga menghargai dari bentuk transfer ilmu yang dapat berupa media cetak seperti buku. Sehingga sangat merasa bersalah ketika kita membeli buku atau karya orang yang ternyata sudah dicetak secara ilegal, yang artinya adab kita dalam menghargai ilmu tersebut masih harus dipertanyakan.

Aku mengutip quote yang bagus yaitu, seorang guru penulis bernama Syaikh Sholeh Al'Ushoimi mengatakan, 

Dengan memperhatikan adab dalam berilmu, maka akan mudah dalam meraih ilmu. Dan saat kita sedikit perhatian terhadap adab, maka ilmu tersebut akan terasa sia-sia.

Tentu saja makna yang begitu dalam terkait adab dalam menuntu ilmu ini harus kita tanamkan selalu. Karena beradab artinya kita sudah berada di atas dari sekadar memahami ilmu, karena kalau beradab urusannya sudah ada dalam pengaplikasian dari ilmu yang kita dapatkan.

Tampaknya memang cukup tricky, karena lagi-lagi adab ini ada hubungannya dengan insan manusia lainnya di luar sana. Menjaga hubungan baik ini bisa kita lakukan kepada guru-guru kita, tidak merendahkan karena status kekayaan kita atau pangkat kita lebih tinggi dari guru kita terdahulu. Tapi benar memahami bahwa proses transfer ilmu itu bisa terjadi karena kehadiran guru dan mentor kita.

Saat mereka sedang berbicara, kita tidak membalap dengan sama-sama ngomong juga kecuali memang diminta untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan. Adab dalam menuntut ilmu ini sering sekali abai dan jangan sampai kita menjadi manusia yang adabnya lebih rendah, padahal ilmu kita misalkan sudah baik dan bagus. 

Justru kita harus lebih menghargai peran-peran penting para guru kita dan juga mentor kita dengan memiliki sikap atau adab yang baik. Artinya jika kita memiliki adab yang baik, kita akan siap untuk menerima ilmu-ilmu lainnya yang membuat kita lebih scale up juga.

Adab itu terasa perlu dibiasakan agar tidak sulit untuk membentuknya. Untuk itu, ketika selesai menerima ilmu, kita berusaha untuk mempraktikkan dan mencari evaluasi apakah sudah sesuai dan pantas. Bisa dilihat jika ilmu yang tinggi saja namun adab berada di level setelahnya, sudah ada contoh bahwa ilmu yang tinggi justru dapat membuat seseorang destruktif. Merugikan tidak hanya dirinya sendiri nantinya, tapi orang lain yang tidak memiliki masalah apapun dengannya (seperti penipuan yang melibatkan suatu negara karena kecerdasannya dalam memanfaatkan teknologi misalnya). 

Insya Allah, aku pun masih terus belajar untuk selalu mendahulukan adab di atas ilmu karena penting sekali dalam menjaga adab terutama dalam keseharian dan tentu saja ada hubungannya dengan rasa syukur kita telah diberi kemudahan dalam menyerap ilmu. Ada baiknya ilmu kita pakai dengan sebaik-baiknya dan melalui adab yang terpuji juga. Ada yang mau share soal adab di atas ilmu ini? Boleh yuk di kolom komentar. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar