Kisah Tinggal Bersama Mertua

Hai hai...jangan pada tegang gitu dong bacanya judulnya, bismillah ya aku lagi gak nyinyirin atau gimana-gimana sama hubungan mertuaku, tapi sebagaimana manusia, pastilah punya up and down nya sendiri ketika ia tinggal bersama orang tua (baru) alias mertua.

Terkadang, kita harus bersyukur memiliki kesempatan tinggal, berbakti dengan mau serumah sama mertua karena bukan sebuah kewajiban juga kita menikah dengan suami dan hak paten untuk tinggal di rumah mertua. Kembali lagi ini adalah persoalan kesepakatan dan sudah dibicarakan jauh-jauh hari. Akan ada banyak hal yang mendominasi dan menjadi faktor keberhasilan tersendiri ketika kita berhasil tinggal bersama mertua dan hasilnya akan kita cicipi di masa mendatang.

So, disini aku mau merangkum sekelumit kisah yang aku temukan secara langsung dikehidupan setelah pernikahan aku dan plis jangan saling judge satu sama lain, karena niatnya disini aku pure untuk berbagi, tidak menjelekkan. Sehingga, ketika teman-teman menemukan hal yang serupa, bisa langsung mengambil sikap dan solusi terbaik agar kedepannya, kita (yg seangkatan sama aku) menjadi mertua idaman dan hubungannya akan selalu wangi semerbak.

1. Ketika bukan pekerja kantoran
Ada ga yang memutuskan untuk resign dari kantor semata-mata karena pertimbangan berbagai hal, salah satunya karena jarak? Ya LDR itu emang gaenak banget kan, apalagi awal-awal menikah, kenalnya juga baru, trus dipaksa LDR. Cryyy banget. Dan bersyukur ketika ada pemikiran bahwa memang kita bisa berkarya, menumpahkan segala passion kita lebih leluasa ruang geraknya atau bahkan bekerja boleh-boleh saja asalh bahagia. Ketika diminta untuk membantu dalam segi keuangan, ya jatuhnya menjadi sodaqoh.

Ada konflik yang terselubung ketika kita tinggal di rumah mertua lalu kita memutuskan menggantungkan ijazah pendidikan perguruan tinggi kita demi cita-cita lain, cita-cita yang semua orang terkadang tidak pahami itu dan yang aku lihat, produktif itu berkaitannya dengan segi menggemuk nya rekening kita. Semakin kita kaya, semakin kita produktif maka makin bergunalah kita untuk bangsa dan negara. 

Padahal, ya memang tidak bisa dipungkiri duit selalu menjadi prioritas karena menjalani kehidupan ini tidaklah gratis, pipis aja bayar, mau tidur ya bayar gitu aja simple. Tapi mencari duit tidaklah simple. Sempat ada beberapa yang cerita ke aku kalo menyayangkan harus keluar kerja karena duit yang dihasillkan sampai 2 digit, tapi karena demi keluarga dan pola pengasuhan sama anak, ini sungguhlah luar biasa menurutku.

Dan lagi, ketika diam di rumah, setau aku banyak wanita yang kreatif dan tumbuh menjadi ibu dan madrasah pertama untuk anak-anaknya nanti. Bisa mengelola bisnis, bisa menghasilkan uang dari tulisan mungkin yang dianggap setiap harinya main hape tidak berguna bahkan merasa kalo job-job tersebut recehan belaka. Ada banyak kejadian tidak terduga dari keputusan tidak bekerja kantoran 8-5 PM karena ada mimpi-mimpi yang akan dirajut, kembali bahwa apa yang menjadi keputusan suami istri ini sering terjadi konflik yang tidak kentara dengan mertua. 

2. Saat nanti memiliki anak
Welcome to the club. Aku mendengar beberapa curhatan yang sangat-sangat aku akuin kehebatannya ini karena mampu melewati segala perbedaan yang ada saat anak kita adalah tentang cara kita mengasuh dan menjadikan ia sebagai apa di masa depan.

Jangan merasa mudah kalo udah punya anak, karena bikinnya gampang. Mohon maaf aja ya, karena ya emang beneran butuh banyak-banyak tabungan sabar yang seluas samudra Atlantik ketika anak kita nanti pakai program BLW ga pake spoons, pasti ada aja kan tanggapan yang tidak mengenakan dan itu muncul dari mertua sendiri. Sedih banget, ketika anak darah kita sendiri di sebut kurus karena makannya kurang diperhatikan lalu ketika seminggu setelah tinggal bersama neneknya (mertua) menjadi gemuk.

3. Saat keuangan menjadi persoalan
Back to soal produktifitas dan duit ya. Jadi pernah aku baca yang tega membakar hidup-hidup mertua nya ini karena tidak transparan soal keuangannya. Ya Allah, gengs banyak berdoa semoga kita selalu memiliki hubungan yang baik dengan mertua kita bagaimanapun keadaannya ya, karena mertua juga orang tua kita lho. 

Coba bayangin, adakah yang lebih hebat dari sebuah hubungan pernikahan dengan mengucap ijab qobul, ars nya Allah bergetar dan seketika seorang pria yang tidak ada hubungan darahnya dengan kita, menjadi suami kita, menjadi tempat kita bersandar bagaiamana pun keadannya serta keluarganya, ibu bapaknya menjadi ibu bapaknya kita juga. Masya Allah...

Karena tidak ada yang bisa sama-sama fair dan terbuka, kelak menjadi bom waktu di lain hari. Mulai perbaiki dengan membicarakan dengan kepala dingin sambil makan malam dalam acara dinner dining gitu (misal lho ya ini), agar sama-sama cair dan cari win-win solution nya gimana. Memberi uang ke orang tua berapa, ke mertua berapa, untuk bantuin adik kuliah berapa, untuk bayar listrik, support keseharian makanan kayak gimana. Bismillah ya kita pasti bisa dan harus banyak belajar.


4. Pesoalan ranjang

Ga akan bahas hal-hal yang berbau menyerembet ke arah-arah pornografi ya. Tapi ini kisah nyata ketika aku membaca sebuah kisah dimana semuanya masih serba penyesuaian, dimana ya dari pihak istri merasa seperti "tidak ada rasa kepedulian" soal area ranjang yang menjadi salah satu faktor dari keharmonisan rumah tangga. 

Semuanya berjalan begitu terasa berat kata sang istri tersebut, hingga benar-benar kata dia, persoalan ranjang ini dianggap sepele oleh mertua nya. Hemm aku tidak begitu paham betul, bagaimana menyepelekannya ya, mungkin yang bisa aku tangkap disini adalah keterbatasan tempat yang tidak memungkinkan untuk membeli kasur yang memadai. Serta unsur-unsur yang membuat segala nya menjadi terbatas untuk persoalan ranjang ini katanya. Semoga mendapat solusi terbaik ya, insya Allah selalu Allah mudahkan, ketika kita ada niatan baik.


5. Menjadi tempat belajar terbaik

Ada yang pernah cerita ke aku kalo tinggal bersama mertua merupakan berkah yang tiada terkira. Kita punya pengalaman hidup tinggal bersama orang tua yang sah menjadi orang tua kita setelah ada nya ijab qobul itu. Berbagi kesabaran juga, apa yang dirasakan pasangan (istri) dengan mertua tidak selamanya selalu berupa keburukan dan nestapa kok.

Terkadang, ya mungkin saja keadaan itu terpicu karena kelelahan akibat ada beberapa pekerjaan yang tidak diketahui oleh suaminya, yang diam-diam juga berusaha ingin membantu dari segi keuangan suami yang ketika masih awal-awal menikah merupakan sebuah ladang perjuangan bersama-sama untuk menggapai finansial yang stabil, maka apapun omongan mertua sampai pada hati istri terkadang berupa celetukan sederhana namun rasanya teriris seperti belati.


Percayalah, Allah tidak akan pernah dzolim kok kepada hambanya, menjadikan kita pembelajar yang baik dan terkadang kita sebagai menantu yang tidak juga tau seberapa banyak pendamana rasa sakit hati yang dirasakan mertua kita, ketika kehadiran di rumahnya mungkin mengusik ketenangan hidupnya selama. Karena 2-2 nya butuh adaptasi, kita tidak akan pernah tau. Jalani dengan versi terbaik kita, dan selalu ingat bahwa manusisa tidak ada yang sempurna, sesempurna kita ingin menuntut mertua agar tidak ada yang menyakiti kita, menurut aku ya coba introspeksi ke diri kita masing-masing, sudahkan kita benar-benar sempurna tidak menyakiti hati mereka?


25 komentar

  1. Sejak menikah, aku juga sempat tinggal di tempat mertua selama sekitar 3-4 bulan mbak karena belum dapet tempat tinggal sendiri. Penyesuaian diri emang penting banget dan tidak lupa komunikasi karena pasti pada kaget semua pas masih awal-awal. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya mba, semuanya butuh adaptasi yaa. Semangatttt

      Hapus
  2. Saya memutuskan resign hanya demi mengikuti suami. Padahal karir saya sedang bagus bagusnya. Dan sayangnya, keputusan untuk resign tersebut tidak dibarengi dengan sikap mertua yang baik. Sedih pasti. Merasa tidak berguna, tentu saja. Tapi tetap harus dinikmati hehehe.

    BalasHapus
  3. Menginspirasi mbak, tapi saya belum mengerti karena blum nikah wkwkwkw doakan ye :)

    Untuk tinggal dg mertua dalam agama tidak wajib, di sarankan malah disuruh mandiri agar rumah tangga bisa mesra dg Pasangan, (Apa jadinya kalau kita bermesraan tapi di lihat mertua)kata Ust. safik Basalamah

    Tapi Seorang Anak laki-laki wajib hukumnya berbakti pada orang tua hitungan-nya : Orang tua baru Istri dan anak, jadi mbaknya harus bersabar bila masnya lebih perhatian sama Ibunya, karena memang wajib hukumnya berbakti kepada ibu hehe

    BalasHapus
  4. Terimakasih ndys sharingnya :) Pembelajaran buat aku di masa depan wkwk..

    BalasHapus
  5. Setuju banget mbak, karena Allah nggak pernah dzolim kepada hambanya. Jika ada sesuatu hal yang kita hadapi, persoalan rumit contohnya mungkin saja ini karena perbuatan kita. Introspeksi jalan yang bagus agar kita selalu menjadi pribadi yang baik...

    BalasHapus
  6. Saya dari awal menikah, mertua ikut tinggal serumah. Emang bener sih Mbak ada up and down. Tapi orang tua sering mengingatkan kalau mertua juga sama seperti orang tua sendiri. Intinya kita harus punya kuota sabar dan maaf unlimited ya, Mbak :)

    BalasHapus
  7. sebenarmya orang tua dan mertua itu sama pentingnya, kan mertua itu orang tuanya suami juga, iya toh ... jadi perlakukan sama seperti orang tua, memang terkadang tidak sepaham dengan jalan pikiran kita

    BalasHapus
  8. Tinggal bersama itu memang banyaaak banget resiko yang harus dihadapi.
    Tapi kembali lagi, kalau orangtua adalah pintu syurga kita.
    Semoga Allah masih beri kesempatan untuk kita berbakti lebih banyak lagi pada orangtua.

    BalasHapus
  9. Aku setelah menikah diajak Pak Suami untuk tinggal diluar, tidak dengan Orangtuanya maupun orangtua ku. Supaya segala sesuatu yang sekiranya hanya kami yang tahu, orangtua tidak tahu.hehe

    BalasHapus
  10. Smoga kita selalu terhubung dan silaturahmi baik dengan keluarga ya mba. Bagaimana pun ada yang mungkin kurang sependapat tapi bismillah smoga dilnacarkan :)

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah aku ngga pernah merasakan tinggal dengan mertua dari awal menikah hehehe aku tuntut suamiku untuk punya sendiri sebelum dia melamarku

    BalasHapus
  12. Sejak menikah, saya masih tinggal dengan orang tua sampai anak pertama naik kelas 9. Alhamdulillah, punya orang tua gak rese. Begitupun dengan mertua. Saya pikir kalaupun tinggal dengan mertua juga gak akan rese.

    Masalahnya paling kalau saya lagi ada priblem di rumah tangga sendiri. Kayaknya gak enak gitu kalau kelihatan cemberutin suami. Atau kadang-kadang pengen teriak sesekali. Tetapi, kan gak enak sama orang tua atau mertua hahaha

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah pernah tinggal serumah juga sama mertua tapi tidak ada kesan negatif apapun. Yang ada sedih karena mama mertua meninggal pas mau makan sahur. Tapi kami ikhlas. Sebelumnya apa yg dipinta sdh kami usahakan lebih dulu

    BalasHapus
  14. Tinggal sama mertua memang banyak pengalaman mbak, apalagi banyak pelajaran kehidupan yang dapat diambil terutama dalam membangun rumah tangga.

    BalasHapus
  15. Aku setahun pernah tinggal sama mertua,aman terkendali

    Kuncinya komunikasi

    BalasHapus
  16. Di satu sisi, tinggal bersama orangtua atau mertua itu enaknya ya ada yang membantu pekerjaan kita termasuk jagain anak juga hehe.. di sisi lain, pastinya jadi gak bebas deh karena sering diawasi dan dikomentari.

    BalasHapus
  17. Wiwin | pratiwanggini.net12 September 2019 pukul 01.58

    Sejak menikah saya belum pernah tinggal sama mertua. Kalo mertua nginap di rumah sih udah beberapa kali itupun paling lama cuma 1 bulan. Tapi kalo melihat adik ipar yang tinggal serumah dengan ibu saya, saya bisa merasakan bahwa mereka harus beradaptasi atas posisinya masing-masing. So far tidak pernah ada masalah.

    BalasHapus
  18. Huhuhu, untung aku ga tinggal sama mertua, aku termasuk yg kurang harmonis dgn mertua 😂

    BalasHapus
  19. Aku belum ngerasain tinggal sama mertua soalnya mertua ada di Jawa. Malah suamiku yang sempat ngerasain tinggal bareng mertua karena awal nikah kami masih tinggal di rumah mamaku. He

    BalasHapus
  20. aku sudah kompromi kalau nikah gak mau tinggal rumah mertua mending LDR wkwkwkwk calon mertua soalnya rumahnya di kampung bener, beneran kampuuuung hahahaha

    BalasHapus
  21. Ambil hikmah positif dari hubungan menantua dan mertua yang baik

    BalasHapus
  22. Akhirnya dibahas di blog toss ahh tinggal sama mertua, tapi alhamdulillah sampai saat ini tenang semoga aja yah ga punya masalah

    BalasHapus
  23. Aku baca judulna uda tegang duluan kak haha, yang perlu tuh bersyukur aja ya, plus minus namanya tinggal sama mertua. tapi kalo pikirian kita positif pasti dapatnya respon yang positif. semangat :D

    BalasHapus
  24. Aku baca judulna uda tegang duluan kak haha, yang perlu tuh bersyukur aja ya, plus minus namanya tinggal sama mertua. tapi kalo pikirian kita positif pasti dapatnya respon yang positif. semangat :D

    BalasHapus