Tentang Aku dan Lagi-Lagi Hanya Aku: My Story Life

grandys-sofia-nita-mawarni
(Don't judge me before you know my own stories. Dokpri)


Disclaimer: Bahwa dalam postingan ini adalah bentuk aku mengapresiasi diriku sendiri, tanda aku berani speak up dan tanda dimana aku menghargai diriku sendiri telah melalui sekian proses hingga di titik sekarang, walaupun masih ada tantangan kedepannya. Bagi yang merasa tersinggung, mohon maaf karena aku sekarang ingin bermain jujur dan ini menjadi story of my life..

Rasanya jari-jemari ini kesulitan untuk menemukan celah untuk bisa bercerita soal diri. Padahal sudah sering semenjak menyukai menulis, diri ini mudah diajak untuk berkompromi dengan segala hal.

Ketika aku mengajak diri untuk,

"yuk kita saling cerita, kamu punya cerita apa yang jarang orang lain tau"

Rasanya ada keengganan dan aku berusaha untuk merayu dan membujuk hingga pada titik rasa kekalahan, kalo diri ini ada yang belum selesai. Ada bagian yang rasanya masih belum usai dan tuntas, begitu.

Badan terasa meriang, rasanya tidak bergairah ketika menemui secercah matahari pagi, ternyata penyebabnya adalah bergumul kepada pengenalan diri, yang rasa-rasanya cukup malas untuk dapat diceritakan panjang lebar.

Namuni ada sebuah keharusan dalam diri, bahwa gimana kita akan bisa hidup, kalo ternyata ada sebagian dari hidup kita yang ternyata dirasakan sangat penting untuk orang lain. Mengerti akan hal itu, aku beranjak dan mengajak diriku untuk bisa pelan-pelan dapat berdamai.

Ini adalah aku...

Ya, aku adalah Grandys Sofia Nita Mawarni, yang sebagian orang akan mengulang namaku hingga 2-3 kali untuk memastikan dalam segi ejaan dan penulisan tidak salah, pun memastikan itu bukan nama pena, haha. 

Namaku Grandys ini cukup membuat aku bahagia, nama yang cantik, nama yang indah dan menggambarkan bagaimana aku bisa hidup. 

Grandys dalam bahasa latin Biologi adalah Tectona grandis, yang artinya adalah pohon jati. Diambil dari nama-nama tumbuhan Indonesia karena Ayahku basicnya sebagai kehutanan (forester), begitu juga dengan nama adikku yang artinya adalah Kumis Kucing.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Jadi Model Muslimah Lho!

Gambaran kayu jati itu kayaknya bisa jadi aku banget, karena seolah-olah rentetan hidup yang terjadi hingga umurku sekarang di usia 26 tahun ini berada pada fase

"kamu kudu kuat, kamu kudu setrong, kamu kudu bisa tangguh".

Bahkan aku sendiri gak nyangka bisa sekuat ini gaes haha, walaupun ya mungkin masalah hidup orang mah ya gabisa diukur gitu aja sama pandangan kita sendiri.

Perjalanan hidup...

Ternyata kalo dilihat perjalanan hidup aku yang rasanya amazing aja gitu. Aku kecil tinggal di Ternate, Maluku Utara bersama kedua orang tuaku yang sama-sama bekerja. Namun kelahiranku di Nganjuk, Jawa Timur dan bahasa ibu aku sejak kecil adalah Bahasa Indonesia.

Padahal, kedua orangtuaku berbeda suku. Ibuku Jawa Timur, Ayahku Sunda. Lalu ketika masa kecilku di Ternate hanya sampai kelas satu SD caturwulan ketiga di tahun 1999 menuju tahun 2000, kami sekeluarga pindah ke Rengasdengklok, Karawang Jawa Barat.

Otomatis aku menghabiskan waktu disini sejak SD hingga SMA semester satu memiliki berjuta-juta pengalaman yang tak terlupakan. Mulai dari proses pindah SD karena di bully, SMP aku di bully karena gemuk, ketiak basah, jerawat, lalu muka tua (boros) jelek dan sampai mempengaruhi proses tumbuh kembang aku sendiri.

Sedih sih nyadarin, diri sendiri jadi korban bully tuh. Lalu SMA juga mengalami cinta bertepuk sebelah tangan, pernah jadi bucin juga dan sampai akhirnya di perkuliahan baru bisa rasain namanya dicintai walaupun ya tetap aja berubah menjadi rasa sakit hati.

SD aku cukup berprestasi, aku pintar mengarang emang dari dulu, suka baca majalah Bobo adalah sebuah kunci haha. Lalu SMP aku pernah menduduki peringkat juara bertahan namun ingin masuk setingkat provinsi tapi ga kesampaian.

Pas SMA itu kenapa sampai semester 1 karena kami pindah lagi ke Nganjuk karena harus merawat kakekku yang sudah menua. Disitu aku di bully karena katanya anak Jakarta yang harusnya hits tapi bentukannya kayak aku (ga cantik di mata mereka).

Padahal aku juga bukan dari Jakarta plis, aku dari Rengasdengklok haha. Sempat hampir ga dapet sekolah SMA karena sebuah hal yang mamahku tau banget ini dan sangat memperjuangkan aku sampai bisa masuk di SMA N 1 Nganjuk.

Baca Juga: My Acne Story

Lalu di SMA itu cukup indah juga tapi terkendala Bahasa Jawa, aku gabisa Bahasa Jawa dan masih di bully tapi cukup menikmati keambisiusan hidup menjadi murid terpintar kala itu haha. 

Belum lagi permasalahan keluarga aku yang dari sisi ekonomi benar-benar diuji kala itu. Aku standing applause sama Ayah dan Ibuku selalu kompak apapun kondisinya walaupun saat ini mereka jalanin LDR.

Berkali-kali jungkir balik dalam membuat usaha, pernah dilakoni Ayahku. Sampai dititik aku hampir tidak bisa kuliah dan mengharuskan beliau kerja di Papua sana hingga saat ini, walaupun ya aku sudah selesai, adikku juga sudah lulus kuliah, tapi tentu ada tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang dipegang teguh sama Ayahku, aku salut dan bangga sama beliau!

Lalu kuliah itu masa-masa pengen banget aku revisi sih guys haha, terkena sebuah kebucinan yang "iyuh" banget sampe dua tahun lalu ya ada aja yang bikin keki, sekarang sih ya udah ngurus hidupnya masing-masing.

Tapi kalo boleh ngasih saran, kalian yang masih single dan punya rencana untuk bersama dengan seseorang baiknya jangan terlalu umbar sama orang lain atau sahabat yang kita gatau malah dia jadinya sama orang yang tadinya bersama-sama dengan kita.

Emang sih takdir, tapi kalo ada usaha preventif dulu, itu lebih baik sih!

Berlanjut ke usia life crisis kata orang-orang alhamdulillah aku bekerja dengan puas dan sampe masuk rumah sakit di sebuah perusahaan di Bandung selama 4 tahun dan baru resign pasca nikah sama suamiku ini.

Pernah juga hampir gagal nikah, lagi-lagi karena sesumbar itu kita cerita soal kedekatan kita dengan orang yang tadinya mau jadi sama kita. Jadi gitu pokoknya, kalian ya bisa ambil pelajaran dari hal ini.

Oleh sebab itu, aku emang jadi jarang post foto suamiku di sosmed karena udah trauma dari hal-hal diatas.

Aku menyukai diriku sendiri, my self love..

Untuk perkembangan hidup sekarang, emang ada masanya jadi galau banget karena tidak berpenghasilan utuh seperti hidup single aku dan kekecewaan serta rasa penyesalan yang menyelimuti, namun perlahan suamiku tercinta...

yakin dan percaya aku bisa jalanin pekerjaan yang membawa aku lebih sehat dan happy lagi.

Yang masih bikin ganjelan adalah soal kehamilan yang kita berdua juga masih struggle dalam hal ini, kita terus minta yang terbaik walaupun drama dalam pernikahan ga cuma seputar itu aja. 

Ada dimana kita bisa saling menerima, memaafkan dan juga saling bisa mengerti satu sama lain di titik dimana kita merasa udah kenal sama pasangan kita sendiri.

Begitu juga dengan extended keluarga dari drama pernikahan yang tak bisa kita hindari, banyak belajar dan mengambil hikmah sih dari setiap kejadian yang ada.

Kini saatnya aku bercerita betapa aku mengagumi sosok diriku ini. Mampu bertahan dengan segala gejolak yang ada, mampu beradaptasi yang menurutku tidak semua orang mampu memilikinya. 

Sesuai tes MBTI, mungkin aku ENTJ garis keras dan berdasarkan hasil STFIn aku adalah anak TE banget, aku pernah hidup menjadi anak yang intovert dan ga bersyukur sama diriku sendiri.

Baca Juga: Penasaran Dengan STIFIn? Baca Disini Yuk!

Saat ini aku merasa senang karena dalam pencapaian blog yang belum begitu sukses amat ya, tapi paling ga aku ada kemauan untuk bisa terus belajar.

Malah selama pandemi ini aku merasa intensitas belajar aku di dunia digital itu kayak ngalahin anak kuliahan (weeey lebay!).

Sebagai anak Teknik Kimia yang menjadi seorang penulis, kok kayaknya ngayal banget, but i did it!

Ada dimana orang menjustifikasi bahwa pilihan aku ini tidak baik, mau dibawa kemana masa depannya lalu apa untungnya dan apa yang akan dicari, tapi aku selalu percaya, tulisanku suatu saat akan menemukan jalannya.

Walaupun Teknik Kimia tapi jadi penulis, blogger, tukang cuitan di twitter hehe, tapi aku punya kegigihan, keterampilan, ketelitian dan ketangguhan yang cukup keras kepala akibat kuliah di Teknik Kimia.

Aku pernah seneng banget bisa pergi ke Labuan Bajo, memenangkan lomba Blog Yoforia dan juga memenangkan lomba juara 3 di event gala pernikahan (tema menulis tips persiapan menikah). Walaupun sekarang-sekarang ini keinginan buat ngelomba aku masih turun drastis hehe.

Mimpiku untuk terus menjadi penulis apapun batasannya dan apapun keadaannya, semoga tidak akan pernah surut. Dari menulis aku bisa menemukan diriku sendiri.

Dan dengan aku menulis seperti ini aku sudah mencintai diriku sendiri untuk berani speak up yang tentu tidak semua bisa melakukannya, so i proud of my self!

14 komentar

  1. Kereen kaakk
    salam kenal 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai haaai, tengkyu sudah mampir dan mmeberikan jejak, salam kena ya kak

      Hapus
  2. Jadi diri sendiri dan lebih baik dari sebelumnya adalah pencapaian terbaik yang harus diapresiasi. 🌸

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap betul banget kak, berarti diri kita berprogress ya

      Hapus
  3. Ah ternyata pohon jati ya arti namamu, bagus banget Dys.
    Kalau Mawarni apakah karena nama penyanyi? Iga Mawarni.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih terinspirasi dari nama pohon jadi dan mawarni itu tambahan aja buat bunga mawar, sebenarnya ya mawar..soal e adikku juga ada tambahan nama bunga di belakang namanya, yaitu Asokaranti (asoka dan meranti)

      Hapus
  4. Perjalanan hidup memang sudah ada Allah Swt. yang menentukan. Ah aku salut banget dengan kegigihan Mba Grandys menekuni dunia blogging dan sampai sekarang blognya semakin keren. Aku jadi terinspirasi.. soalnya jujur aku masih struggling untuk blogging karena ya itu tadi, banyak yang bilang ini itulah, tapi setelah baca ini, jadi semakin termotivasi selalu follow my dream untuk jadi travel blogger :D
    Btw, aku dulu juga di bully di SD Mbak, denger cerita mba jadi bisa relate, karena aku juga ngerti banget rasanya jadi korban bully. But at the end, our past definitely makes us stronger <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. haaaaai mbaaa, wah kita sama ini ya pernah ngerasain jadi korban bullying semoga kita kuat dan selalu percaya bahwa masa depan itu akan selalu baik ya kak..tengkyu untuk sharingnya!

      Hapus
  5. peluk erat dulu ah....
    aku selalu percaya, kita yang berhasil survive menjadi korban bully saat kecil insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat. hmm mungkin ini bentuk afirmasi diri aku buat diri sendiri sih, tapi coba aja yakini itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pelukkkkkk teh Diannnn, kita jadi sering curcol nih hihi..bener teh korban bullying itu tuh ingetin aku sama Taylor Swift..

      Hapus
  6. Mba grandys jadi salah seorang yang bikin aku semangat juga ngeblog. Hehe
    Keren sih mba. Tetap semangat sabar dan kuat untuk semua yang sedang dan akan kita jalani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mbaa rin, aku masih terus belajar, semoga kita makin semangat buat ngeblognya ya mbaa

      Hapus
  7. itulah kenapa sampai saat ini dan sampai detik nanti aku menikah aku gak mau sumbar dengan siapa, anak siapa, orang mana, karena aku menghindari hal-hal yang tidak diinginkan juga. karena basically, doi banyak fansnya, wkwkwk :p

    BalasHapus