Konflik Diri Sendiri, Karier, Rumah Tangga di Usia 1 Tahun Pernikahan

(Duh lucunya kami berdua disaat belum satu tahun usia pernikahan haha. Dokpri)

Bismillah yaa
Tulisan kali ini pure aku ingin berbagi segala rasa yang ada di beberapa akhir bulan, menggenapi usia pernikahan aku yang telah ada di satu tahun pernikahan.

Wow! 
Kalo sempet dibilangin jangan pernah ngegampangin sesuatu hal, dan aku gapernah alhamdulillahnya untuk menggampangkan sesuatu, yang ada aku malah ketakutan, apakah aku bisa secara final menyelesaikan hal itu dengan baik. Apakah keputusan ini adalah terbaik, selama belum dilakukan, ya kita gatau kan itu yang terbaik atau engga.

So, aku belajar untuk ga pernah merasa menyesal dengan keputusan apapun yang aku pilih saat ini, dan lebih tepatnya sangat sturggle. Karena aku anaknya cukup high expectation dan kalo merasa gagal atas segala sesuatu, ambyar nya kadang lama untuk masa pemulihannya.

1. Untuk diri sendiri

Aku berkonflik dengan diriku sendiri? Udah pasti yaah, karena kita hidup, kita bernapas, kita berinteraksi dan berkontak sosial dnegan orang lain, terkadang sering tidak menjadi diri kita sendiri, seringkali juga merasa diri ini tidak berarti apa-apa diantara segelintiran orang. Sadar berada di arena yang sangat toxic, aku juga jengah lama-lama jika mengmabil poris perhatian lebih kepada hal tersebut. 

Pertarungan dengan diri sendiri kerap sekali ada hubungannya dengan ketidakyakinan apa yang menjadi potensi diri sendiri, dan tergiur akan hijaunya rumput tetangga, sehingga sebersit rasa syukur itu pupus sudah. Padahal, kalo mau ditelisik, Allah itu baik banget lho, memberikan kesempatan disetiap kita membuka mata dan menjalani hari dengan bahagia, tentu pada kenyataan hidup itu tidak akan pernah lepas akan konflik.

Dan cara-cara aku untuk berdamai atas konflik di diri aku ini gajauh-jauh banget dengan menulis segala rasa yang berkecamuk pada media sebuah kertas lalu aku menyobeknya untuk dibuang ke tong sampah karena menurutku ini adalah pelampiasan yang baik. Atau beres-beres rumah sampai capek banget, lalu aku merasa kelelahan teramat sangat dan tertidur hingga lupa masalahnya haha (tapi biasanya inget lagi).

Yang paling ga beres itu kalo pelampiasannya udah sama makanan, karena aku juga insyekur sekali sama yang namanya gemuk (karena dulu pernah gemuk lalu di bully dan jadi ga percaya diri aja). Jadi aku menanggalkan hal itu untuk jangan sampe larinya pada makanan.

2. Untuk Suamiku

Dengan yang bernama suami, kadang kita kan merasa sebal gitu ya, ingin merasa ia sudah mengerti apa yang ada di otak kita, perasaan kita dan seluruh aktivitas kita bertujuan untuk apa. Dan aku itu haus akan apresiasi, inginnya diperhatiin terus (rada caper emang, kalo sama suami sendiri ya gapapa dong ya). Trus mungkin yang paling gengges itu, kalo aku udah minta A kadang dia gabisa nurutin (ini permintaan yang ga lebay loh ya, cenderung receh) nah ini bisa ngambek akunya.

Trus selebihnya, ada hal-hal yang super sangat privat yang tidak bisa aku jelasin semuanya disini, intinya sebagai pasangan suami istri memang harus banget untuk maintainance rasa cinta, upgrade terus perasaannya agar selalu tumbuh rasa deg-deg serrr nya itu lho. Dan aku mulai menerapkan 10 catatan terbaik ketika suami aku mulai ngeselin gitu, dan tips ini manjur ketika kita merasa gimanaaaa gitu ya sama suami (kan suka ada aja ya dalam perjalanan rumah tangga), hal ini berbalik justru kita makin banyak-banyak bersyukur sama suami kita.

3. Untuk segenap keluargadan lingkungan sosial

Masya Allah...sebenarnya aku bukan yang gimana-gimana ya, mau menjelekkan satu sama lain, ga ada maksud banget. Hanya saja ini super unek-unek yang bisa jadi pelajaran buat teman-teman semua karena orang tua kita, ataupun orang tua suami, inginkan yang terbaik untuk putra dan putri nya.

Kadang, menjaga lisan itu juga gampang-gampang susah, dan ada baiknya diam itu emas (emang bener banget) plus ketika cita-cita dan mimpi yang tidak terwujud pada seorang anak, bukan berarti dia lantas lalai akan cita-citanya. Ia hanya yakin, bahwa ada pengharapan lainnya melalui jalur yang ia senangi dan itu bukan sebatas sukses saja, namun ada kebahagiaan terbesar, terbaik dan tidak ternilai dari sebongkah berlian sekalipun.

Semisal, mengingkan seseorang untuk menjadi ASN atau PNS di era-era kecanggihan teknologi saat ini dan menganggap apa yang dikerjakan oleh anaknya dengan passion menulis (passion menulisku adalah curhat kayak gini) adalah sebuah pekerjaan yang useless. Mungkin ga pernah tercetus seperti itu, namun keinginan untuk mendorong-dorong menjadi seorang PNS di masa sekarang adalah status sosial termapan yang pernah ada.

Wah, memang benar banget sih, mapan dengan tidak perlu memikirkan bagaimana menciptakan konten yang baik, tidak menyebar hoax dan kadang aku mendengar keluhan sebagai content creator itu dipandang sungguh sebelah mata. Lagi asyik-asyik untuk review suatu tempat trus mendengar celetukan "duh foto-foto terus" atau lagi ngambil video trus diprotes, "mau makan aja pake video-video dulu".

Wah, aku sih sedih ya kalo diperlakukan seperti itu, yang ada semangat kita-kita sebagai para content creator akan menurun dengan sangat drastis (eh ini mah apa aku aja ya haha). Kan kita gapernah tau ya, bentuk kesuksesan yang akan kita raih itu lewat jalan apa, jika memang takdir aku berkata untuk maju terus di ASN ya alhamdulilah banget banget, tapi ketika udah nyoba hingga ratusan kali hingga kesempatan itu habis juga, masa mau menyebut diri ini tidak sukses.

Come on....kalo masa-masa itu akan terus berjalan, akan terus berubah, dunia itu dinamis, tidak ada label yang menjelaskan kalo sebagai PNS itu adalah sebuah jalan sukses luar biasa, terbaik dan profesi lain yang sedang diperjuangkan tidak ada artinya. Semoga menjadi koreksi bersama-sama, karena ini menyangkut pada pemahaman sebagai manusia satu dengan manusia lainnya.

13 komentar

  1. Semangat ndys.. Haha iya sih kadang suka diberi label klo content creator tuh kerjaan yang gak jelas.. Tapi sampai sekarang masih nyoba buat mempertahankan perjuangan ini.. Wkwk

    BalasHapus
  2. Toxic sama diri sendiri itu ada aja ya.. padahal byk yang harus disyukuri..banyak ketemu orang buat aku biasanya ampuh buat ngehindarin ini.. tfs

    BalasHapus
  3. Kadang kita gagal bukan karena kita tidak kerja keras tapi tuhan tahu apa yang baik buat kita.

    Mpo aja gagal melulu akhirnya nyemplung di Blogger

    BalasHapus
  4. Waaa ga nyangkaa mba grandys sudah menikah. Kirain masih mba mba mahasiswaa hihi

    Seringkali juga merasa diri ini tidak berarti apa-apa diantara segelintiran orang. Ini sering banget aku ngerasa begini, self love buatku masih tidak semudah quotes.

    Selamat Anniversary mbaa, semoga makin hangat keluarganyaaa. :D

    BalasHapus
  5. wah ga berasa sudah setahun ya mbak, semoga langgeng sampai akhir hayat ya mbak, memang 5 tahun pertama banyak cobaan dan godaan sih, tapi saya yakin mbak Grandys pasti bisa melewati :)

    BalasHapus
  6. Semangat kak! pantang menyerah. Dan selamat juga sudah melewati tahun pernikahan, insyaAllah bisa langgeng hingga menua bersama nanti ya kak. Aku pun juga di tahun pertama pernikahan banyak godaannya, ya namanya menyatukan dua keluarga besar yaa. Tapi yang aku pegang banget adalah, jangan bicarakan masalah suami istri ke orang lain, termasuk ke ortu sendiri. Kalaupun emang perlu banget bantuan orang luar, minta bantuan sama orang yang emang expert di bidangnya, bukan ortu kita.

    BalasHapus
  7. Haha aku juga kalau setres larinya ke makanan. Aku gak bisa komen banyak ttg setahun pernikahan soalnya aku sempet LDR setelah nikah, kumpul2 udah lahiran Maxy dan pikirannya jd langsung ke anak, kyknya konfliknya jg seputar itu #malahcurcol


    Soal jd ASN tu keluarga suamiku, kalau keluargaku lbh selo krn jarang yg PNS jg haha

    BalasHapus
  8. Bismillah mba. Usia pernikahan setahun insyaAllah akan bertambah semakin baik, sakinah mawadah warahmah ya mba

    BalasHapus
  9. Itu baru satu pernikahan loh mbak, saya yg 5 tahun ya tetap punya PeEr agar bisa membuat rumah tanggaku selalu harmonis. Dan dsinilah kita kadang dituntut untuk terus belajar, dan bersyukur

    BalasHapus
  10. Grandiiiss...
    Semoga langgeng terus dan sakinnah mawaddah dan warahmah yaa...

    Dan dalam rumah tangga itu, sungguh satu tahun pertama memang masa-masa penuh ujian.
    **kalo aku

    Setelah bertambah anggota keluarga, pasti banyak penyesuaian yang dilakukan.
    Semoga Allah mudahkan, ringankan dan jauhkan dari fitnah yaa...

    Love yuu, shantiikk~

    BalasHapus
  11. Diri sendiri emang kudu kasih semangat tinggi dalam menghadapi omongan ya. Saya aja capek dibilang pengangguran, padahal walaupun dirumah ya kerja

    BalasHapus
  12. Masa satu tahun pertama Pernikahan itu jadi benar-benar masa mengenal karakter satu sama lain ya

    BalasHapus
  13. Masih banyak yang beranggapan bahwa menjadi PNS itu bakalan makmur ya. Padahal biasa aja sih. Ortuku PNS tapi pas-pasan banget hidupnya.

    BalasHapus