Semua Kini tak Lagi Soal Kamu, Namun Sosial Media

Sosial media kini sudah bukan sebagai teman sampingan yang dibuka ketika sesempatnya saja. Bagi aku yang saat ini merintis pekerjaan yang dimulai dari sosial media, mau tak mau selama 24 jam di dominasi dengan dunia sosial media.

Adapun persepsi bahwa apa yang kita kerjakan seutuhnya menjadi tanggung jawab kita kedepannya dan tidak dapat dipungkiri hal itulah yang akan memperlihatkan kepada kita, menjadi apa yang kita cita-citakan sejalan atau tidak dengan yang sehari-hari  kita lakukan.

Sosial media bukan berarti sebuah ancaman gaya hidup yang menyebabkan degradasi moral ataupun menggeser kebudayaan bahkan menjadi ancaman bagi keagamaan. Hal itu dapat aku sikapi dengan kebijakan diri kita sendiri dalam mengelola seperti apakah media sosial dalam kehidupan.
Apakah seperti sang mantan yang terus menerus dibahas detail kesalahan hingga menjadi trending topic, ataukah menjadi sebuah ladang amal yang kelak menjadi pemberat amal timbangan di akhirat nanti.
Itu semua tergantung di tangan kita masing-masing sebagia pengguna sosial media.

(source: pixabay)

Ada 3 rambu-rambu penting yang bisa aku share selama menjadi sosial media user yaitu

1. Tentukan Tujuan
Bagiku, saat kita bersosial media, harus ada alasan mengapa melakukannya. Aku pribadi mengapa menggunakan sosial media sebagai tempat mendapatkan banyak inspirasi dan menyebarluaskan pengalaman aku untuk bisa di ambil manfaat oleh beberapa orang. Sosial media jika tidak dibarengi dengan tujuan yang lurus, bisa menjadi boomerang yang merugikan di waktu mendatang. Jika perlu diambil contoh, aku beropini bahwa orang-orang yang memberi komentar negatif kepada public figur atau tokoh yang cukup terkenal karena sebuah perbedaan pemahaman dan itu hanya terlihat di sosial media, menurutku sangat tidak memiliki tujuan yang sesungguhnya dalam bersosial media.

2. Perluas Wawasan
Dalam hal apapun di hidup ini, kita telah terlahir sebagai jiwa pembelajar sampai akhir hayat nanti. Sehingga, dalam bersosial media, hendaknya kita menjadi semakin dewasa dan terbukti dari luasnya wawasan kita. Wawasan yang luas bukan berarti dengan mudahnya kita men-judge seseorang yang berbeda pandangan dengan kita dan merasa dirinya paling benar ya, kalau seperti ini bagiku bukan yang memiliki wawasan luas, tapi mainnya kurang jauh.

3. Tidak Melupakan Hal Utama
Bagiku selama bersosial media yang sudah tidak bisa lepas dari kehidupan di jaman milenial ini, yang tetap harus di pegang teguh adalah tidak melupakan hal yang utama dalam kehidupan. Sebagai muslim, aku selalu me-reminder diri untuk tidak menunda waktu sholat ataupun waktu untuk bertilawah terlepas dari banyaknya notifkasi yang ada di smartphone. Karena jika kita tidak mempunyai management waktu yang baik dalam mengelola hal ini, hal-hal utama ini selain dalam segi spritual, seperti keluarga pun bisa menjadi terbengkalai.

Sebagai kaum milenial, aku sadar dan paham betul tantangan ini yang di sisi lain terdapat berbagai macam kemudahan yang diberikan oleh sosial media, bagaikan 2 sisi mata pedang. Selamat bersosial media dengan sehat ya, terutam pilah-pilah terlebih dahulu jika akan menyebarkan sebuah informasi kepada sebuah grup ataupun secara personal. Yuk, berubah dari diri sendiri lalu keluarga dan komunitas, insya Allah kita bisa memetik di waktu yang terbaik.







Tidak ada komentar

Posting Komentar